Jumat, 01 November 2013

~ WASPADA TERHADAP PENYIMPANGAN SEX DI TENGAH KEHIDUPAN ORANG PERCAYA ~

~ WASPADA TERHADAP PENYIMPANGAN SEX DI TENGAH KEHIDUPAN ORANG PERCAYA ~

Hati-hati dan Waspada, hiduplah di dalam kebenaran Firman Tuhan dan jadilah pelaku Firman. Penulisan Artikel ini bukan bermaksud menyerang tatanan gereja maupun organisasinya, dan juga artikel ini bukan bertujuan mendiskreditkan golongan tertentu, melainkan artikel ini membuka mata orang percaya atas dasar kebenaran firman Tuhan serta mengajak orang-orang percaya untuk peka melihat lingkungan sekitarnya supaya tidak terseret ke dalam penyimpangan-penyimpangan yang membinasakan.
Dalam era keterbukaan seperti sekarang ini, semua orang semakin berani dan penuh percaya diri dalam menampilkan eksistensi diri. Setiap orang bebas mengekspresikan siapa dirinya tanpa takut jika ada yang menentang. Jika pada zaman dahulu kaum homoseks malu mengakui bahwa dirinya gay atau lesbi, saat ini mereka sudah berani mengakui jati diri mereka secara terang-terangan di depan publik. Atas nama “persamaan hak”, kaum homoseks memakainya untuk mengkampanyekan homoseksual. Mereka berpendapat bahwa hubungan seks dengan sesama jenis merupakan suatu “gaya hidup alternatif” yang menyenangkan, modern, dan alamiah. Dan barangsiapa yang menentangnya dianggap kurang toleran dalam masyarakat yang majemuk ini. Kaum homoseksual pun mendapat dukungan dari berbagai kalangan (sosial, psikologi, agama, dll). Bahkan saat ini beberapa negara sudah melegalkan perkawinan sejenis, seperti di Belanda, Belgia, Norwegia dan Swedia.
Homoseksualitas Dalam Gereja dan Penyebabnya
Wikipedia memberi penjelasan, bahwa homoseksualitas mengacu pada interaksi seksual dan atau romantis antara pribadi yang berjenis kelamin sama secara situasional atau berkelanjutan. Atau dengan kata lain, homoseksualitas membuat perencanaan yang disengaja untuk memuaskan diri dan terlibat dalam fantasi atau perilaku seksual dengan sesama jenis. Dalam bahasa Yunani, homoss artinya sama. Homoseksualitas pada laki-laki biasanya disebut dengan gay, dan pada perempuan disebut lesbian. Homoseksualitas, biasanya dibandingkan denganheteroseksualitas (menyukai lawan jenis) dan biseksualitas (banci).
Menurut Dr. William Consiglio, perilaku homoseksualitas merupakan suatu penyimpangan yang paling umum dilakukan manusia yang merupakan disorientasi seksual. Perilaku homoseksualitas telah menjangkiti begitu banyak manusia dengan tidak memandang usia, strata ekonomi, pendidikan, suku, dan agama. Sampai saat ini jumlah kaum homoseksual semakin hari semakin bertambah. Walaupun pada nyatanya banyak kaum homoseksual yang menyembunyikan identitasnya sehingga mempersulit akurasi laporan, namun banyak laporan yang beredar belakang ini menyatakan bahwa dari 2 hingga 3,3% dari populasi pria adalah homoseksual secara eksklusif. Memang perilaku menyimpang homoseksual sudah ada sejak zaman dahulu, bahkan Alkitab pun membuat kesaksian. Namun pada zaman ini, tindakan mereka lebih terang-terangan, dan mendapat toleransi dari berbagai pihak, bahkan juga dari gereja.
Ada mitos yang mengatakan bahwa homoseks merupakan bawaan dari lahir. Para aktivis homoseks mengklaim bahwa ketertarikan kepada sesama jenis adalah bawaan dari lahir dan tidak dapat dirubah. Mereka mengutarakan bahwa homoseks bukanlah sebuah pilihan. Karena perilaku homoseks dikarenakan gen/bawaan sejak lahir. Hal ini lah yang terkadang mereka gunakan untuk mempropagandakan homoseks, bahwa perilaku ini adalah perilaku yang alami dan wajar.
Namun para ahli mengatakan bahwa penyebab homoseksualitas itu sendiri sangat kompleks. Seorang psikolog terkenal Amerika yang bernama Clyde M. Narramore menyebutkan bahwa “umumnya homoseksualitas merupakan hasil perkembangan kepribadian yang tidak normal” dan ia menyebut adanya beberapa kondisi yang mungkin menyebabkan hal itu, yaitu: 1) Gangguan hormonal. Namun penelitian-penelitian lebih lanjut belum mendukung. 2) Faktor Genetika. Penelitian-penelitian lebih lanjut juga belum mendukung. 3) Ibu yang dominan; 4) Ayah yang lemah; 5) Orang tua yang kejam; 6) Pernikahan orang-tua yang tidak bahagia; 7) Dimanjakan oleh orang-tua yang sama jenisnya;  Pendidikan seks yang keliru.
Lebih jauh, banyak pakar yang menangani kelainan seksual berpendapat bahwa sejatinya homoseksual bukan disebabkan karena faktor genetika, tetapi karena faktor lingkungan, dan secara khusus yang berhubungan dengan penerimaan/afeksi dari orang lain. Seperti yang diungkapkan oleh Frank Worthen, ia mengatakan :
“Sesudah membimbing ribuan bekas homoseks selama pelayanan sepuluh tahun atau lebih, kami telah belajar banyak mengenai keadaan homoseks. Kami yakin bahwa akar homoseksual yang terdalam ialah retaknya hubungan dalam keluarga yang mengakibatkan ketiadaan rasa memiliki dan dimiliki atau ketiadaan pengakuan.”
Pendapat-pendapat ini cukup membuktikan bahwa sebenarnya tidak ada orang yang terlahir gay atau lesbi. Masa kanak-kanak adalah masa-masa identitas dan kepribadiannya mulai dibentuk. Dan anak-anak yang mengalami keretakan dalam keluarganya lebih berpotensi untuk menjadi homoseks. Sebab anak itu terpengaruh oleh cara bagaimana ia bereaksi terhadap keretakan dalam keluarga. Gay, lesbi, biseks, umumnya adalah orang yang menderita trauma emosional atau pelecehan seks sewaktu masa kecil dan selanjutnya karena distimulasi oleh rangsangan erotis yang tidak semestinya pada masa remaja mereka. Dalam banyak kasus, sesuatu yang traumatik terjadi dalam kehidupan seseorang yang menciptakan “konflik identitas gender”. Pada akhirnya mengakibatkan penyimpangan emosional yang dapat menjurus kepada homoseks.
Fenomena homoseksual dalam gereja
Akhir-akhir ini para “teolog gay” telah menyajikan pandangan yang baru mengenai homoseksualitas. Kemungkinan inilah yang membuat Gereja pada saat ini mulai menganggap bahwa homoseksualitas bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan Alkitab. Contoh-contoh fenomena yang terjadi dalam gereja saat ini antara lain :
1. Sudah ada sebuah gereja khusus bagi kalangan homoseksual. Gereja ini sudah didirikan selama tiga tahun terakhir ini di pinggiran Kuala Lumpur. Gereja ini didirikan oleh pendeta Ouyang Wen Feng yang juga seorang gay.
2. Seorang gay yang bernama Gene Robinson ditahbiskan menjadi Uskup oleh sebuah Gereja Episkopal dari Gereja Anglikan di New Hamspire, Amerika Serikat pada tanggal 2 November 2003. Yang lebih aneh lagi, kebaktiannya dihadiri oleh pasangan gay-nya Mark Andrew, mantan isterinya, dua anaknya, orang tuanya, dan sekitar 50 Uskup Amerika.
3. Sudah banyak Gereja di Amerika dan Eropa yang mentahbiskan pendeta gay dan lesbian.
4. Di Amerika Serikat ada teolog Kristen yang bernama Troy Perry yang berusaha mengembangkan “Teologi Gay’ untuk mengubah pandangan Alkitab dan umat terhadap kaum gay agar mereka juga berkiprah di Gereja. Ia mengatakan bahwa Allah mengasihi setiap orang, termasuk yang homoseks. Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya; Tuhan menciptakan orang yang homoseks. Oleh karena itu homoseksualitas merupakan suatu pemberian Allah.
5. Sinode bersama Italia Waldensian dan gereja-gereja Methodis Protestan sebagai badan tertinggi di denominasi, setuju untuk mengotorisasi berkat dari pasangan yang sama-seks di gereja.
6. Dsb. (masih banyak lagi fenomena kontemporer tentang homoseksual yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu).

TEOLOGI KARDUS KAUM KAUM HOMOSEKSUAL UNTUK MEMBENARKAN DIRI
Dalam kalangan Kristen sendiri, terdapat banyak argumen yang dikemukakan untuk mendukung perilaku homoseksual ini, yang kemudian menjadi titik berangkat “diterimanya” homoseksualitas dalam gereja.
a. Homoseks adalah anugerah Allah. Ini merupakan salah satu argumen yang diberikan oleh Troy Perry, seorang pendeta gay yang telah dikeluarkan dari Gereja Pentakosta, yang berkata, “Allah mengasihi setiap orang, termasuk orang homoseks; Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya; Iamenciptakan orang homoseks; oleh karena itu, homoseksualitas merupakan suatu “pemberian Allah”; Allah menerima saya dan homoseksualitas saya sebagai sesuatu yang baik; Allah ingin saya mendirikan sebuah gereja untuk kaum homoseksualitas.” Troy sendiri adalah pendiri Metropolitan Christian Church (MCC), sebuah gereja khusus untuk kaum homoseksual.
b. Alkitab tidak berbicara mengenai homoseksualitas. Akhir-akhir ini para “teolog gay” telah menyajikan pandangan yang baru mengenai homoseksualitas. Seperti Derrick Sherwin Bailey dan John McNeill. Mereka mengatakan bahwa “Allah tidak berbicara mengenai pokok homoseksualitas sebagaimana kita mengenalnya dewasa ini.” Misalnya saja, pendapat mereka bahwa peristiwa Sodom dan Gomora bukanlah merupakan hukuman atas dosa homoseksualitas, tetapi hanya karena mementingkan diri sendiri dan ketidakramahan. Bahkan banyak ahli yang berpendapat bahwa kata yang digunakan untuk istilah “pemburit” tidak ada sangkut-pautnya dengan homoseksualitas.
c. Homoseksual bukanlah dosa yang mengakibatkan penghukuman dari Allah. Pendapat ini didasakan atas anggapan bahwa hukuman yang diarahkan kepada pelaku penyimpangan seksual dalam surat-surat Paulus merupakan pendapat pribadi dari Paulus sendiri (1 Kor 7:25). Jadi pendapat Paulus yang menentang homoseksual tidaklah mengikat. Demikian juga dengan penafsiran atas Yesaya 56:5, bahwa sida-sida akan dimasukkan ke dalam kerajaan Allah.
d. Homoseksualitas adalah perilaku yang normal. Seorang teolog Indonesia yang mengatakan bahwa perilaku homoseksual adalah perilaku yang wajar dan tidak bertentangan dengan Alkitab adalah Iohanes Rahmat ( Liberal ). Dalam artikelnya ia mengatakan :
“Tidak satu pun dari tujuh teks utama tentang homoseksualitas dalam kitab suci gereja yang telah dikupas singkat di atas mengutuk homoseksualitas dan perilaku homoseksual jika homoseksualitas ini dipahami sebagai suatu orientasi genetik seksual seseorang dan jika perilaku homoseksual ini dipandang sebagai suatu relasi homoseksual antar kalangan gay atau antar kalangan lesbian yang dibangun karena kesepakatan kedua mitra, yang dilandasi cinta dan dijaga oleh komitmen untuk membangun suatu persekutuan hidup yang langgeng…
Satu hal penting patut dicatat, bahwa perilaku homoseksual juga diperlihatkan oleh sejumlah binatang. Karena homoseksualitas pada binatang bukan timbul karena pola pergaulan yang tak bermoral, maka homoseksualitas pada binatang harus dipandang sebagai suatu pemberian alam, yang memperkaya kehidupan di Planet Bumi ini.”
e. Ajaran Gereja tradisional tentang homoseksualitas adalah salah. Hal ini dikemukakan oleh seorang Profesor yang paling terkemuka, yaitu John Boswell melalui bukunya Christianity, Social; Tolerance and Homosexuality. Ia melancarkan argumen filosofis berdasarkan penelitian sejarah dalam usahanya untuk membuktikan bahwa ajaran gereja mengenai homoseksualitas saat ini adalah salah. Ia mengatakan bahwa homoseksual adalah perilaku yang normal.

Beberapa Asumsi yang salah dan kenyataan yang sebenarnya.
• Prilaku homoseksualitas adalah bawaan sejak lahir. Para Psikolog sekuler beranggapan bahwa prilaku homoseksualitas disebabkan oleh factor biologis atau genetits. Hasil penelitian belakangan ini membuktikan bahwa anggapan prilaku homoseksualitas disebabkan factor biologis dan genetis terbukti salah.
• Homoseksualitas adalah alternatif yang tidak berbahaya. Anggapan ini jauh dari kenyataan yang sebenarnya. Secara fisik, para pelaku homoseksual sangat akrab dengan penularan penyakit seksual seperti AIDS dan penyakit hepatitis B, kutil pada anus, herpes, gonorrehea, sipilis, dan shigellosis. Secara emosional, kaun homoseksual sangat rentan mengalami depresi. Dan secara rohani, para aktifis homoseksual adalah orang-orang yang jauh dari Allah.
• Dosa Sodom tidak ada hubungan dengan homoseksualitas, tetapi berkaitan dengan masalah keramah-tamahan. Kejadian 19:1-8 memberitahu kita bahwa ketika dua malaikat mengunjungi Lot dan hal itu diketahui oleh orang-orang Sodom, mereka meminta Lot menyerahkan dua orang (malaikat) itu, namun Lot malah menawarkan anak-anak perempuannya kepada mereka. Menurut mereka kata Ibrani yadah yang diterjemahkan “berhubungan seksual dengan” seharusnya berarti “berkenalan dengan”. Akan tetapi kitab Yudas membenarkan bahwa dosa Sodom adalah prilaku homoseksualitas (Yudas 1:7)
• Bacaan Alkitab yang menentang prilaku homoseksual tidak merujuk pada homoseksualitas yang kita kenal sekarang. Kelompok yang pro homoseksualitas berdalih bahwa Imamat 18:22 hanyalah menentang jenis homoseksualitas yang berkaitan dengan praktik penyembahan berhala. Klaim sejenis dilakukan dengan merujuk komentar Rasul Paulus mengenai prilaku homoseksualitas dalam Roma 1:24-27; 1Kor. 6:9-10: 1Tim.1:9-10). Mereka beranggapan bahwa Paulus tidak memikirkan hubungan homoseksual yang penuh kasih dan dilakukan dengan sungguh-sungguh.
• Prilaku homoseksualitas tidak dapat dihilangkan. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa kita dapat mengatasi homoseksual. Penyimpangan seksual ini dapat diubah. Iman dan pertobatan kepada Yesus Kristus dapat mengubah siapa pun yang mengalami disorientasi seksual.
I Korintus 6:9-11, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.”
Dan masih ada banyak lagi berbagai pendapat dan alasan dari pemikir Kristen sendiri yang membenarkan perilaku homoseksual. Mereka memandang bahwa homoseksual adalah perilaku yang wajar, normal, natural, anugerah Tuhan, tidak bertentangan dengan Alkitab, dsb.

Penyimpangan Seks dalam PL dan Teks-teks yang Terkait

a. Homoseksualitas (Kejadian 19:1-11)
Salah satu jenis penyimpangan seks yang ada dalam PL adalah homoseksualitas, yang dapat diartikan sebagai hasrat hubungan kelamin dengan orang yang sama jenis kelaminnya. Karena itulah gejala ini dinyatakan dengan kata Yunani ‘homoos’ artinya sama. Cerita Alkitab yang paling banyak dikutif berkenaan homoseksual adalah cerita tentang laki-laki Sodom kepada Lot dalam Kejadian 19:1-11. Narasi ini menggambarkan bahwa penduduk Sodom melakukan hal yang jahat di mata Tuhan, yaitu hasrat untuk melakukan hubungan seks dengan sesama jenis, yang dipratikkan dengan sodomi.

b. Rancap/Onani (Kejadian 38:6-11)
Penyimpangan seks yang juga terjadi dalam Perjanjian Lama adalah onani atau rancap. Narasi yang memperlihatkan hal ini adalah cerita tentang Onan dan Tamar dalam Kejadian 38:6-11. Onan melakukan hal yang keji di mata Tuhan, dengan membiarkan maninya terbuang. Onan tidak ingin memberi keturunan kepada Tamar yang merupakan mantan isteri kakaknya.

c. Persundalan dan Semburit (Ulangan 23:17-18)
Kata Kadesh' dalam Ulangan 23:17-18 diterjemahkan sebagai pelacuran kultus. Fenomena ini menunjukkan bahwa pelacuran sudah dikenal di dalam PL dan merupakan hal yang biasa dalam ibadah agama Kanaan di Timur Tengah. Hal itu merupakan kekejian bagi Tuhan, karena itulah Ulangan 23:17-18 secara khusus membahas tentang hukum prostitusi. Dengan adanya larangan untuk melakukan hal tersebut, umat diingatkan untuk tidak masuk dalam dosa seks tersebut yang merupakan kekejian bagi Tuhan. Di samping itu disinggung juga tentang semburit. Istilah ‘semburit’ merupakan istilah Ibrani bagi dosa-dosa seperti dosa orang Sodom, dari keterangan Ulangan 23:17 mereka juga adalah pelacur bakti.

Kekudusan Umat (dalam kitab Imamat)
Penyimpangan-penyimpangan seks yang terjadi dalam kehidupan umat merupakan kekejian bagi Tuhan. Sebab itu untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan tersebut dibuatlah ketetapan-ketetapan untuk mendisiplinkan hal tersebut. Dan umat dapat hidup kudus di hadapan Tuhan. Ada pun peraturan-peraturan yang menjaga umat agar hidup kudus dari penyimpangan-penyimpangan seksual banyak terdapat dalam kitab Imamat. Bagian khusus mengenai Undang-undang Kekudusan terdapat dalam Imamat 17-26. Berikut adalah beberapa contoh dari kitab Imamat yang merupakan ketetapan Tuhan agar umat hidup kudus dan menghargai seksualitas sebagai sesuatu yang kudus.
a. Ketidaktahiran Laki-laki dan Perempuan (15:1-33)
Bagian ini secara gamblang berbicara mengenai ketidaktahiran seorang laki-laki dan perempuan yang terkait dengan seksualitas. Seorang laki-laki atau perempuan dapat menjadi tidak tahir dikarenakan lelehan (air mani atau darah) yang keluar dari auratnya. Ayat 2-18 berbicara mengenai ketidaktahiran laki-laki, dan ayat 19-30 mengenai ketidaktahiran perempuan karena lelehan tersebut.

b. Kudusnya Perkawinan (18:6-23 )
Hubungan perkawinan biasanya terkait dengan seksualitas. Penyimpangan seksual dapat terjadi di dalam relasi perkawinan tersebut. Karena itu Imamat 18:6-23 membahas khusus tentang perkawinan agar dijaga kekudusannya. Umat dengan keras diingatkan agar mereka jangan menjadi serupa dengan orang-orang asing, sama seperti orang-orang Mesir dan orang-orang Kanaan pada waktu itu. Mereka harus menjauhkan diri dari kebiasaan-kebiasaan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, sebagaimana yang digambarkan oleh peraturan-peraturan dalam Imamat 18:6-23. Misalnya, menghampiri kerabat terdekat dengan menyingkapkan auratnya (ayat 6), menyingkapkan aurat isteri dari ayah (ayat 7-8), menghampiri seorang perempuan pada saat menstruasi dan menyingkapkan auratnya (ayat 19), dsb. Semua hal itu adalah kekejian bagi Tuhan dan mencemari kekudusan umat.

c. Kudusnya Hidup (19:1-36 )
Bagian Imamat 19:1-36 menekankan kekudusan hidup secara totalitas. Tujuan dari pasal ini adalah membimbing umat agar kelakuan mereka sesuai dengan kehendak Tuhan dalam setiap situasi. Bagian yang menyinggung tentang penyimpangan seks terdapat pada ayat 20-22. Hukuman atas seorang laki-laki atau perempuan yang berzinah sangat keras, Karena hal ini terkait dengan kekudusan hidup. Budak perempuan yang dimaksudkan ayat 20 adalah sebagai isteri seorang laki-laki tetapi yang belum ditebus oleh laki-laki itu atau belum menerima surat tanda merdeka dari tuannya namun telah dihampiri. Perbuatan demikian adalah suatu kekejian bagi Tuhan dan melanggar hukum kekudusan yang Tuhan telah tetapkan kepada umat.

d. Kudusnya Umat Tuhan (20:1-27)
Imamat 20:1-27 lebih berbicara mengenai kekudusan umat secara komunitas. Umat harus bersih dan terhindar dari hal-hal yang diuraikan di dalam hukum tersebut. Ayat 10-21 secara khusus berbicara mengenai kekudusan di dalam keluarga yang terkait dengan penyimpangan seks. Hal ini memang telah disebut di dalam pasal 18, namun kembali ditekankan lagi. Karena masalah penyimpangan seks begitu krusialnya mempengaruhi kekudusan umat, sehingga beberapa kali ditekankan.

KEBENARAN FIRMAN TUHAN MEMATAHKAN TEOLOGI KARDUS KAUM HOMOSEKSUAL ( PANDANGAN ALKITAB )
Dasar perilaku dan keputusan yang benar dalam menghadapi fenomena homoseksualitas yang benar hanya dapat dilihat dari perspektif Alkitab. Untuk itu kita harus melihat apa yang dikatakan oleh Alkitab mengenai hal ini, agar gereja memiliki landasan dalam menghadapi fakta tentang homoseksualitas.
1. Tuhan menganjurkan heteroseksual, bukan homoseksual
Allah menganugerahkan manusia dengan dua jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Alkitab dengan tegas mengajarkan bahwa Tuhan menciptakan manusia sepasang, yaitu Adam dan Hawa. Keduanya kemudian membentuk keluarga dan menghasilkan keturunan (Kejadian 1:27-28; 2:20-25). Hasrat seksual yang sejati seperti digambarkan dalam Kejadian 4:1 adalah heteroseksual (laki laki menyukai wanita dan sebaliknya). Tuhan sejak awal menetapkan hubungan heteroseksual ketika Dia menciptakan “laki-laki dan perempuan”. Ini berarti heteroseksual adalah perilaku yang normatif. Lagipula Alkitab sering menggambarkan relasi antara Tuhan dan bangsa Israel (umat-Nya) seperti hubungan suami-istri.
Tuhan tidak pernah menciptakan seseorang dengan natur homoseksualitas. Dengan dasar ini pula penulis menolak pendapat yang mengatakan bahwa seseorang berperilaku homoseksual karena faktor genetika. Mengapa? Karena bila faktor genetika dapat diterima, maka sebenarnya kita sedang mengatakan bahwa Tuhanlah yang menciptakan natur homoseksualitas sejak manusia dalam kandungan (bnd. Maz 139:13). Namun, karena Alkitab tidak pernah memberi indikasi bahwa Tuhan menciptakan hal itu, maka kita dengan pasti dapat menolak faktor genetika (yang mengindikasikan sesuatu yang normal) sebagai penyebab homoseksualitas.

2. Tuhan menciptakan lembaga pernikahan bagi laki-laki dan perempuan
Di dalam Alkitab (di dalam Kej 2:21-24) jelas disebutkan bahwa seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya untuk bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Dan ayat-ayat tersebut mengindikasikan bahwa seks diberikan Tuhan dalam konteks keluarga sejak dari mulanya. Tuhan menetapkan seks untuk digunakan di antara seorang pria dan wanita di dalam ikatan pernikahan heteroseksual (suami-istri). Tuhan tidak pernah merencanakan adanya lembaga pernikahan antara kaum homoseksualitas sehingga pernikahan seperti itu tidak dapat diterima.

3. Homoseksual adalah akibat dari kefasikan
Di bagian Alkitab dikatakan bahwa karena dosa dan kebebalan manusia, Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab istri-istri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan istri mereka dan melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang tidak setimpal untuk kesesatan mereka (Rom 1:26-27).

4. Homoseksual ditentang oleh Tuhan
Praktik homoseksual tidak dapat dibenarkan Allah. Maka dari itu tetap salah jika seseorang mengatakan bahwa praktek homoseksual adalah akibat dari perkembangan zaman yang semakin modern, dimana ada alternatif untuk melakukan praktik homoseksual. Beberapa bagian Alkitab berikut menunjukkan bahwa homoseksualitas dilarang oleh Alkitab :
a) Kej 19:1-13: Dosa Sodom adalah dosa homoseksualitas. Kesimpulan ini diambil karena beberapa bukti, pertama, dalam pasal ini, kata Ibrani yadha berarti ‘melakukan hubungan seksual’. Hal ini terlihat jelas ketika Lot menunjuk pada kedua anak perempuannya sebagai yang belum pernah “dijamah” laki-laki untuk meredakan emosi orang-orang Sodom. Tawaran anak-anak perempuan ini tentulah mempunyai konotasi seksual. Kedua, sepuluh dari dua belas kali kata yadha ini dipakai dalam Kitab Kejadian adalah menunjuk kepada hubungan seksual (lihat Kej 4:1,25). Ketiga, Yudas 1:7 mencatat dosa Sodom adalah dosa percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar. Tentulah ‘ketakwajaran’ ini menunjuk kepada dosa homoseksualitas masyarakat Sodom.
b) Imamat 18:22: melarang laki-laki bersetubuh dengan laki-laki. Secara lebih luas dan logis prinsip ini pastilah juga mencakup larangan terhadap persetubuhan antara perempuan dengan perempuan. Jadi ini mengindikasikan bahwa homoseksual sangat melanggar kekudusan, dan ditentang oleh Tuhan.
c) 1 Korintus 6:9-10: penelitian terhadap kata dalam bahasa Yunani malakoi(kata untuk banci) dan arsenokoitai (orang pemburit), menurut tradisi kedua kata ini dihubungkan dengan homoseksualitas. Kata-kata yang digunakan Paulus dalam 1 Korintus 6:9 sama juga dengan yang digunakan dalam 1 Timotius 1:10.
d) Roma 1:26-27: Alkitab mengatakan bahwa praktek homoseksualitas merupakan perwujudan nafsu yang memalukan, sesat dan mereka yang melakukannya dikatakan sedang melakukan kemesuman, sehingga mereka akan menerima balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.

5. Homoseksual tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Surga
Allah menyebut tindakan homoseksual sebagai dosa. Pandangan “teolog gay” yang mengatakan bahwa penghukuman bagi pelaku penyimpangan seks hanya sekedar pendapat Paulus seharusnya dilihat dan dipahami bahwa Rasul Paulus pun memiliki wibawa ilahi. Surat Paulus di dalam 1 Kor 6:9-10 dikatakan bahwa orang yang tidak bermoral, yang menyembah berhala, yang berzinah, pelacur, pemburit atau homoseks, tidak mendapat bagian dalam kerajaan Allah.
Lagipula, penafsiran terhadap Yesaya 56:5 mengenai kerajaan Allah tidak dimaksudkan bagi kaum homoseks, tetapi mengenai sida-sida. Yesus pun berbicara mengenai sida-sida yang melepaskan kemungkinan menikah demi kerajaan Allah (Mat 19:11-12).
Bagian Alkitab Yudas mengatakan bahwa kota Sodom dan Gomora adalah kota yang dikutuk Allah karena homoseksualitas. Dan dalam bagian tersebut dikatakan dengan tegas bahwa “mereka telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang” (Yudas 1:7). Ini menandakan bahwa tidak ada homoseksual yang akan mewarisi kerajaan Allah.
Penutup:
Jadi sekarang kita sudah mengetahui banyak bahwa telah banyak penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di dalam kehidupan sex seseorang dan mereka mengklaim bahwa mereka tidak melanggar dan bahkan berani mengutip ayat firman Tuhan untuk membenarkan diri. Jangan heran sdraku karena Tuhan Yesus sendiri dicobai oleh Iblis dengan memutar balikkan firman Tuhan dan menggunakan firman Tuhan dalam konteks yang salah dan berbeda. Artikel ini bukan saja memperkaya pengetahuan saja, melainkan mengajak kita semua untuk hidup sesuai apa kata Firman Tuhan. Sesuatu yang kelihatan baik belum tentu benar, oleh sebab itu terus pelajari firman Tuhan, hiduplah di dalamnya. Damai sejahtera menyertai saudara sekalian..., Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar