~
TANGAN IBLIS YANG MENCUCI OTAK ORANG PERCAYA
~
By David Yehuda.
Hari-hari ini kekristenan terus diserang dari
berbagai penjuru dan bahkan dinding dan tembok-tembok doa mulai retak dari
dalam yang dilakukan oleh kalangan orang percaya itu sendiri. Hari-hari ini
krisis iman di tengah kehidupan kekristenan begitu nyata, mengaku sebagai orang
Kristen....namun sudah melenceng dan bahkan melawan otoritas Firman Tuhan dan
bahkan dengan beraninya memelintir Firman Tuhan sekehendak olah pikirnya yang
terbatas. Manusia cenderung ingin mengatur Tuhan dan melahirkan pengetahuan
baru tentang Tuhan dengan hasil olah pikirnya yang tanpa diterangi oleh Roh
Kudus.
Artikel ini bukan untuk menyerang, namun untuk
membuka tabir hitam, menyibak kabut gelap yang memayungi kekristenan masa kini.
Tangan-tangan Iblis telah meracik ramuan yang membutakan mata para anak muda
dan bahkan kekristenan untuk tidak melihat Tuhan di dalam kesempurnaan-Nya. Di
sini saya akan memberikan gambar tangan Iblis tersebut
TEOLOGI LIBERAL
Akar dari teologi liberal (juga disebut sebagai modernisme) dapat ditelusuri sampai ke Jerman pada abad kedelapan belas, Immanuel Kant (1724-1804) biasanya dipertimbangkan sebagai bapak dari religius liberalisme modern, Kant menyangkali bukti-bukti dari eksistensi Allah, dan mempertahankan bahwa manusia hanya dapat mengetahui Allah melalui penalaran, Pendekatan ini merupakan hasil dari Pencerahan, yang memandang tradisi dan otoritas Alkitab dengan kecurigaan dan mengklaim jasa dari penalaran, Friedrich Schleiermacher (1768-1834) membawa gambaran baru pada teologi melalui penekanannya pada "perasaan" dalam agama Schleiermacher berusaha untuk membuat teologi cocok dengan pikiran modern, la mengajarkan bahwa agama tidak dapat diidentifikasi dengan kredo-kredo, melainkan dengan ekspresi dari perasaan, baik itu ekspresi seni, literatur atau yang lain, Schleiermacher mendefinisikan agama sebagai "perasaan dari kebergantungan yang absolut", Sebaliknya, ia mengidentifikasikan dosa sebagai keegoisan yang menguasai seseorang akan dunia ini, George Hegel (1770-1831) membawa pemikiran liberal ke arah lain, Hegel membawa konsep evolusi ke dalam sejarah (dan agama) pada waktu ia mengajarkan bahwa sejarah adalah pertemuan dari gerakan-gerakan yang berlawanan (tesis-antitesis) dengan percampuran dari keduanya (sintesis), Banyak orang merasakan bahwa filsafat Hegelian sangat dipengaruhi oleh Ferdinand C, Baur (1792-1860) dan Julius Wellhausen (1844-1918) di dalam hal studi kritis terhadap Alkitab. Maka, lahirlah higher criticism, di mana pandangan tradisional tentang penulis kitab-kitab di Alkitab dipertanyakan.
Inti dari teologi liberal termasuk sebagai berikut. Penekanan pada penalaran manusia dan pengalaman; kepercayaan-kepercayaan agama harus lulus tes penalaran manusia dan penemuan-penemuan ilmiah; dan Kekristenan harus beradaptasi pada dunia modern. Alkitab bukan tanpa salah, dan kitab yang berotoritas; Alkitab adalah catatan dari pengalaman-pengalaman orang lain; dan memiliki nilai keteladanan bukan dogmatik. Tidak ada perbedaan di antara natural dan supranatural: perbedaan antara Allah dan natur, manusia dan binatang, Kristus dan manusia dihilangkan; hasil logis dari pandangan ini adalah panteisrne.
Liberalisme merupakan pandangan yang optimistik tentang hidup yang kehilangan pengaruhnya sebagai akibat dari PD I, dan melalui kelahiran pendekatan baru pada kepercayaan-kepercayaan religius yang disebut Neo-ortodoksi.
Liberalisme menyatakan bahwa teologi-teologi yang ada, adalah hasil dari rasionalisme dan eksperimentalisme dari para filsuf dan ilmuwan, Liberalisme menempatkan penalaran manusia dan penemuan-penemuan ilmiah pada tempat utama; segala sesuatu yang tidak sepakat dengan penalaran dan ilmu pengetahuan harus ditolak, Sebagai akibatnya, liberalisme telah menolak doktrin historik dari iman Kristen, karena berhubungan dengan mukjizat dan supranatural: inkarnasi Kristus, kebangkitan tubuh Kristus, dan semacamnya, Modernisme merupakan hal yang secara umum sama dengan liberalisme, tetapi menekankan penemuan-penemuan dari ilmu pengetahuan, dan berusaha untuk merekonsiliasi ilmu pengetahuan dan Alkitab sebagaimana dalam kasus Harry Emerson Fosdick.
Akar dari teologi liberal (juga disebut sebagai modernisme) dapat ditelusuri sampai ke Jerman pada abad kedelapan belas, Immanuel Kant (1724-1804) biasanya dipertimbangkan sebagai bapak dari religius liberalisme modern, Kant menyangkali bukti-bukti dari eksistensi Allah, dan mempertahankan bahwa manusia hanya dapat mengetahui Allah melalui penalaran, Pendekatan ini merupakan hasil dari Pencerahan, yang memandang tradisi dan otoritas Alkitab dengan kecurigaan dan mengklaim jasa dari penalaran, Friedrich Schleiermacher (1768-1834) membawa gambaran baru pada teologi melalui penekanannya pada "perasaan" dalam agama Schleiermacher berusaha untuk membuat teologi cocok dengan pikiran modern, la mengajarkan bahwa agama tidak dapat diidentifikasi dengan kredo-kredo, melainkan dengan ekspresi dari perasaan, baik itu ekspresi seni, literatur atau yang lain, Schleiermacher mendefinisikan agama sebagai "perasaan dari kebergantungan yang absolut", Sebaliknya, ia mengidentifikasikan dosa sebagai keegoisan yang menguasai seseorang akan dunia ini, George Hegel (1770-1831) membawa pemikiran liberal ke arah lain, Hegel membawa konsep evolusi ke dalam sejarah (dan agama) pada waktu ia mengajarkan bahwa sejarah adalah pertemuan dari gerakan-gerakan yang berlawanan (tesis-antitesis) dengan percampuran dari keduanya (sintesis), Banyak orang merasakan bahwa filsafat Hegelian sangat dipengaruhi oleh Ferdinand C, Baur (1792-1860) dan Julius Wellhausen (1844-1918) di dalam hal studi kritis terhadap Alkitab. Maka, lahirlah higher criticism, di mana pandangan tradisional tentang penulis kitab-kitab di Alkitab dipertanyakan.
Inti dari teologi liberal termasuk sebagai berikut. Penekanan pada penalaran manusia dan pengalaman; kepercayaan-kepercayaan agama harus lulus tes penalaran manusia dan penemuan-penemuan ilmiah; dan Kekristenan harus beradaptasi pada dunia modern. Alkitab bukan tanpa salah, dan kitab yang berotoritas; Alkitab adalah catatan dari pengalaman-pengalaman orang lain; dan memiliki nilai keteladanan bukan dogmatik. Tidak ada perbedaan di antara natural dan supranatural: perbedaan antara Allah dan natur, manusia dan binatang, Kristus dan manusia dihilangkan; hasil logis dari pandangan ini adalah panteisrne.
Liberalisme merupakan pandangan yang optimistik tentang hidup yang kehilangan pengaruhnya sebagai akibat dari PD I, dan melalui kelahiran pendekatan baru pada kepercayaan-kepercayaan religius yang disebut Neo-ortodoksi.
Liberalisme menyatakan bahwa teologi-teologi yang ada, adalah hasil dari rasionalisme dan eksperimentalisme dari para filsuf dan ilmuwan, Liberalisme menempatkan penalaran manusia dan penemuan-penemuan ilmiah pada tempat utama; segala sesuatu yang tidak sepakat dengan penalaran dan ilmu pengetahuan harus ditolak, Sebagai akibatnya, liberalisme telah menolak doktrin historik dari iman Kristen, karena berhubungan dengan mukjizat dan supranatural: inkarnasi Kristus, kebangkitan tubuh Kristus, dan semacamnya, Modernisme merupakan hal yang secara umum sama dengan liberalisme, tetapi menekankan penemuan-penemuan dari ilmu pengetahuan, dan berusaha untuk merekonsiliasi ilmu pengetahuan dan Alkitab sebagaimana dalam kasus Harry Emerson Fosdick.
PARA TEOLOG PENENTANG KESAHIHAN ALKITAB
1. Friedrich Schleiermacher (1763-1834).
Teolog Protestan Jerman ini
bereaksi terhadap rasionalisme yang dingin dari para filsuf, dan berusaha untuk
membela Kekristenan dengan dasar perasaan la mengembangkan suatu "teologi
perasaan" dan dengan itu ia disebut sebagai bapak dari neo-ortodoksi (ia
juga dikenal sebagai bapak dari religius liberalisme modern), Schleiermacher
menekankan bahwa agama tidak ditemukan dalam penalaran filosofis atau dalam
pengakuan doktrinal (ia menolak doktrin-doktrin historik dari Kekristenan),
melainkan ditemukan dalam perasaan, di mana seseorang dapat mengalami Allah, la
menekankan sifat subjektifitas dari agama, yang penekanan nya kemudian
ditemukan dengan ekspresi seutuhnya dalam neo-ortodoksi.
Schleiermacher menekankan suatu agama etika, yang ia definisikan sebagai "perasaan kebergantungan secara mutlak" atau "kesadaran akan Allah". la tidak menganggap dosa sebagai suatu pelanggaran terhadap hukum Allah. ia mendefinisikan dosa sebagai peristiwa "di mana manusia berusaha untuk hidup sendiri, terpisah dari alam semesta dan sesamanya". Schleiermacher juga menolak doktrin-doktrin historik seperti kelahiran dari anak dara, penebusan substitusionari, dan keilahian Kristus, Semua itu tidak penting. Ia mengajarkan bahwa Kristus adalah seorang penebus, hanya dalam arti bahwa la merupakan teladan yang ideal dan sumber dari kesadaran akan Allah yang mengatasi dosa. Orang-orang percaya mengalami regenerasi (kesadaran akan Allah dari Yesus) "dengan berpartisipasi dalam hidup persekutuan dari gereja kontemporer, bukan dengan hanya percaya kepada kematian Kristus dan kebangkitan-Nya dalam sejarah".
Teologi Schleiermacher memiliki efek dramatik pada isu otoritas. "Tidak ada otoritas eksternal, baik itu Kitab Suci, gereja. atau pernyataan kredo historik, yang mengatasi pengalaman langsung dari orang-orang percaya". Akar dari subjektivisme (dengan penekanan pada pengalaman, bukannya pada yang objektif, kebenaran doktrinal), secara prinsipil dapat dilihat dalam neo-ortodoksi, demikian pula dalam penolakan liberal pada otoritas Kitab Suci, yang ditemukan dalam teologi Schleiermacher.
Schleiermacher menekankan suatu agama etika, yang ia definisikan sebagai "perasaan kebergantungan secara mutlak" atau "kesadaran akan Allah". la tidak menganggap dosa sebagai suatu pelanggaran terhadap hukum Allah. ia mendefinisikan dosa sebagai peristiwa "di mana manusia berusaha untuk hidup sendiri, terpisah dari alam semesta dan sesamanya". Schleiermacher juga menolak doktrin-doktrin historik seperti kelahiran dari anak dara, penebusan substitusionari, dan keilahian Kristus, Semua itu tidak penting. Ia mengajarkan bahwa Kristus adalah seorang penebus, hanya dalam arti bahwa la merupakan teladan yang ideal dan sumber dari kesadaran akan Allah yang mengatasi dosa. Orang-orang percaya mengalami regenerasi (kesadaran akan Allah dari Yesus) "dengan berpartisipasi dalam hidup persekutuan dari gereja kontemporer, bukan dengan hanya percaya kepada kematian Kristus dan kebangkitan-Nya dalam sejarah".
Teologi Schleiermacher memiliki efek dramatik pada isu otoritas. "Tidak ada otoritas eksternal, baik itu Kitab Suci, gereja. atau pernyataan kredo historik, yang mengatasi pengalaman langsung dari orang-orang percaya". Akar dari subjektivisme (dengan penekanan pada pengalaman, bukannya pada yang objektif, kebenaran doktrinal), secara prinsipil dapat dilihat dalam neo-ortodoksi, demikian pula dalam penolakan liberal pada otoritas Kitab Suci, yang ditemukan dalam teologi Schleiermacher.
2. Albrecht
Ritschl (1822-1889).
Teolog ini berasal dari
Protestanisme Jerman, seperti halnya Schleiermacher, ia mengajarkan bahwa agama
tidak boleh teoritis, tetapi praktis. Ia menolak baik spekulasi filosofi kal
dari para filsuf maupun penekanan atas pengalaman dari Schleiermacher. Ia
mengajarkan kepentingan dari nilai etika. "Hal itu harus dimulai dengan
pertanyaan, "Apa yang harus saya lakukan untuk diselamatkan?" tetapi
apabila pertanyaan itu berarti "Bagaimana saya dapat pergi ke surga ketika
saya mati?" maka hal itu merupakan pertanyaan yang bersifat teoritis.
Diselamatkan berarti hidup dalam suatu kehidupan yang baru, diselamatkan dari
dosa, keegoisan, ketakutan dan kebersalahan".
Ritschl menolak doktrin-doktrin tradisional dari dosa asal, inkarnasi, keilahian Kristus, penebusan substitusionari Kristus, kebangkitan tubuh Kristus, mukjizat-mukjizat, dan doktrin-doktrin kardinal lainnya, Doktrin-doktrin ini tidaklah penting karena semua itu tidak praktikal, semua doktrin itu tidak berkaitan dengan isu-isu moral. Ritschl mengevaluasi segala sesuatu berkaitan dengan penilaian dari fakta (peristiwa historis) dan penilaian dari nilai (implikasi-implikasi bagi individu), Jadi, seseorang dapat berbicara tentang fakta Yesus dan nilai Kristus. Kepentingan dari diskusi itu sekadar pada nilai Kristus bagi komunitas orang percaya, Kristus yang seperti ini dipahami melalui iman, realitas historis dari pribadi-Nya tidaklah penting, Pernyataan-pernyataan doktrinal tidaklah penting, karena semua itu tidak menolong seseorang dalam perilaku moralnya; jadi, kematian Kristus bukan merupakan kematian penebusan, tetapi suatu teladan moral tentang kesetiaan terhadap panggilan-Nya, yang seharusnya menginspirasikan orang lain untuk memiliki kehidupan yang serupa,
Sangatlah jelas bahwa Ritschl meletakkan dasar bagi dikotomi dari perbedaan antara historie (peristiwa dari sejarah) dan geschichte (cerita atau mite) yang muncul kemudian, Dengan penekanannya pada nilai moral, ia terlihat meletakkan dasar untuk "injil sosial" liberal
Ritschl menolak doktrin-doktrin tradisional dari dosa asal, inkarnasi, keilahian Kristus, penebusan substitusionari Kristus, kebangkitan tubuh Kristus, mukjizat-mukjizat, dan doktrin-doktrin kardinal lainnya, Doktrin-doktrin ini tidaklah penting karena semua itu tidak praktikal, semua doktrin itu tidak berkaitan dengan isu-isu moral. Ritschl mengevaluasi segala sesuatu berkaitan dengan penilaian dari fakta (peristiwa historis) dan penilaian dari nilai (implikasi-implikasi bagi individu), Jadi, seseorang dapat berbicara tentang fakta Yesus dan nilai Kristus. Kepentingan dari diskusi itu sekadar pada nilai Kristus bagi komunitas orang percaya, Kristus yang seperti ini dipahami melalui iman, realitas historis dari pribadi-Nya tidaklah penting, Pernyataan-pernyataan doktrinal tidaklah penting, karena semua itu tidak menolong seseorang dalam perilaku moralnya; jadi, kematian Kristus bukan merupakan kematian penebusan, tetapi suatu teladan moral tentang kesetiaan terhadap panggilan-Nya, yang seharusnya menginspirasikan orang lain untuk memiliki kehidupan yang serupa,
Sangatlah jelas bahwa Ritschl meletakkan dasar bagi dikotomi dari perbedaan antara historie (peristiwa dari sejarah) dan geschichte (cerita atau mite) yang muncul kemudian, Dengan penekanannya pada nilai moral, ia terlihat meletakkan dasar untuk "injil sosial" liberal
3. Adolph Von Harnack (1851-1930).
Teolog Jerman ini merupakan
pengikut Ritschl, yang percaya "bahwa kepercayaan Kristen dibungkus oleh
pemikiran Yunani yang diperkenalkan ke dalam Injil, yang kebanyakan bukan
esensi iman yang sebenarnya". Von Harnack mempopulerkan pandangan Ritchi
melalui buku terlarisnyaWhat ls Christianity? yang diterbitkan pada
tahun 1901.
Von Harnack menyangkali bahwa Yesus pernah mengklaim keilahian-Nya, menyangkali mukjizat, dan mengatakan bahwa Paulus telah mencemarkan agama sederhana dari Yesus. Ia menekankan kebutuhan untuk kembali pada agama dari Yesus, bukan agama tentang Yesus. Jadi, adalah penting untuk kembali pada kebenaran sentral atau intinya, dengan cara mengangkat kabut budaya yang melingkupi kebenaran itu, Benih-benih dari demitologisasi Rudolf Bultmann terlihat di dalam pendekatan Von Harnack.
Von Harnack menyangkali bahwa Yesus pernah mengklaim keilahian-Nya, menyangkali mukjizat, dan mengatakan bahwa Paulus telah mencemarkan agama sederhana dari Yesus. Ia menekankan kebutuhan untuk kembali pada agama dari Yesus, bukan agama tentang Yesus. Jadi, adalah penting untuk kembali pada kebenaran sentral atau intinya, dengan cara mengangkat kabut budaya yang melingkupi kebenaran itu, Benih-benih dari demitologisasi Rudolf Bultmann terlihat di dalam pendekatan Von Harnack.
Kritikisme
Biblikal.
1. Perjanjian Baru.
F, C. Baur (1792-1860) menolak doktrin historis Kristen dan
mengembangkan metode kritik historis dengan cara menerapkan filsafat Hegel,
yaitu tesis-antitesis-sintesis pada Kitab Suci. Ia mencari elemen-elemen
kontradiksi dalam PB untuk mendukung teorinya. Jadi, ia berpendapat bahwa ada
konflik antara teologi Petrus (Yahudi) dengan teologi Paulus (non-Yahudi).
Menurut Baur, setiap kitab PB harus dipertimbangkan berdasarkan terang dari
konflik antara Yahudi dan non-Yahudi pada gereja mula-mula,
David Strauss (1808-1874), seorang murid dari Baur, menyangkali keakuratan dari catatan historis Alkitab, dengan mengatakan bahwa terjadi pencemaran yang dilakukan oleh para pengikut Yesus, Jadi, ia memandang Alkitab sebagai dipenuhi oleh "mitos". suatu konsep yang diambil dari filsafat Hegel, Dalam menafsirkan PB, Strauss mengajarkan bahwa Yesus merupakan simbol dari Ide Absolut dalam umat manusia, Jadi, Allah-manusia yang sejati bukan hanya pada Yesus, melainkan pada seluruh umat manusia.
David Strauss (1808-1874), seorang murid dari Baur, menyangkali keakuratan dari catatan historis Alkitab, dengan mengatakan bahwa terjadi pencemaran yang dilakukan oleh para pengikut Yesus, Jadi, ia memandang Alkitab sebagai dipenuhi oleh "mitos". suatu konsep yang diambil dari filsafat Hegel, Dalam menafsirkan PB, Strauss mengajarkan bahwa Yesus merupakan simbol dari Ide Absolut dalam umat manusia, Jadi, Allah-manusia yang sejati bukan hanya pada Yesus, melainkan pada seluruh umat manusia.
2. Perjanjian Lama.
Dalam kritikisme PL, teori
hipotesa dokumentari berpendapat bahwa Pentateukh merupakan kumpulan dari
dokumen-dokumen yang berbeda, yang ditulis dalam periode lima abad (bukan
ditulis secara keseluruhan oleh Musa).
Jean Astruc (1684-1766), seorang dokter Perancis berpendapat
bahwa Musa menyalin dari dua dokumen yang berbeda, salah satunya yang
menggunakan nama Elohim untuk Allah dan yang lain yang menggunakan Jehovah
Pendapat Astruc menjadi dasar bagi hipotesa dokumentari. Eichhorn mengembangkan
pendapat ini dengan membagi Kejadian dan sebagian dari Keluaran; DeWette melanjutkan
pekerjaan itu dengan menerapkan tesis Astruc pada Ulangan, Ada kontribusi dari
yang lainnya, dan teori terakhir menghubungkan komposisi dari Pentateukh dengan
pola evolusionari dari Julius Wellhausen.
Pendekatan dari kritikal tinggi ini telah melakukan banyak hal untuk menghancurkan pandangan tentang penulisan dari kitab-kitab di Alkitab yang dipegang secara historis, Jalan telah diaspal untuk memilah-milah semua kitab di Alkitab dan secara umum menetapkan penanggalan yang lebih terkemudian pada tulisan-tulisan mereka, Contohnya, kitab-kitab di PB seperti surat-surat pastoral, Paulus sebagai penulis telah ditolak.
Horace Bushnell (1802-1876), Seorang klergi Amerika bagi orang Amerika sebagaimana halnya Schleiermacher bagi Eropa, la kemudian dikenal sebagai "bapak dan teologi liberalisme Amerika", Berbeda dengan pertobatan seketika dan dramatik yang dianut oleh para penginjil pada zamannya, Bushnell menjadi berpengaruh dalam pengajarannya bahwa anak-anak "akan bertumbuh ke dalam" Kekristenan dalam suatu periode waktu, bukan melalui pertobatan secara instan, Dalam pengajuan filsafatnya, Bushnell menolak doktrin dosa asal. Ia berpendapat bahwa anak-anak dilahirkan dalam keadaan baik dan akan tetap baik apabila dirawat dengan benar. Bushnell menolak doktrin inspirasi Alkitab (di antara doktrin-doktrin lain yang ia tolak) dan juga menganut teori keteladanan dari kematian Kristus.
Walter Rauschenbusch (1861-1918). Seorang klergi Baptis dari Amerika mengajarkan injil sosial dan kemudian dikenal sebagai "bapak dari injil sosial". Teologi Rauschenbusch dipengaruhi oleh pengalamannya sebagai pendeta dari gereja Second German Baptis di kota New York, di mana ia melihat kehidupan yang penuh penderitaan dari para imigran, pengeksploitasian para buruh, dan perlakuan diskriminatif dari pemerintah terhadap orang miskin yang menderita. Ketika ia kembali untuk mengajar di Baptist Theological Seminary di Rochester, New York, ia mengajar dan menulis cukup panjang lebar berkaitan dengan kepercayaannya tentang teologi keprihatinan sosial. Ia mengkritik sistem kapitalistik yang telah dimotivasi oleh keserakahan dan penganutan dari kepemilikan properti secara kolektif (namun dia menolak Marxisme). Bagi Rauschenbush, injil bukan tentang berita keselamatan pribadi, melainkan etika kasih Yesus yang akan mentransformasi masyarakat melalui penyelesaian masalah kejahatan sosial .
Pendekatan dari kritikal tinggi ini telah melakukan banyak hal untuk menghancurkan pandangan tentang penulisan dari kitab-kitab di Alkitab yang dipegang secara historis, Jalan telah diaspal untuk memilah-milah semua kitab di Alkitab dan secara umum menetapkan penanggalan yang lebih terkemudian pada tulisan-tulisan mereka, Contohnya, kitab-kitab di PB seperti surat-surat pastoral, Paulus sebagai penulis telah ditolak.
Horace Bushnell (1802-1876), Seorang klergi Amerika bagi orang Amerika sebagaimana halnya Schleiermacher bagi Eropa, la kemudian dikenal sebagai "bapak dan teologi liberalisme Amerika", Berbeda dengan pertobatan seketika dan dramatik yang dianut oleh para penginjil pada zamannya, Bushnell menjadi berpengaruh dalam pengajarannya bahwa anak-anak "akan bertumbuh ke dalam" Kekristenan dalam suatu periode waktu, bukan melalui pertobatan secara instan, Dalam pengajuan filsafatnya, Bushnell menolak doktrin dosa asal. Ia berpendapat bahwa anak-anak dilahirkan dalam keadaan baik dan akan tetap baik apabila dirawat dengan benar. Bushnell menolak doktrin inspirasi Alkitab (di antara doktrin-doktrin lain yang ia tolak) dan juga menganut teori keteladanan dari kematian Kristus.
Walter Rauschenbusch (1861-1918). Seorang klergi Baptis dari Amerika mengajarkan injil sosial dan kemudian dikenal sebagai "bapak dari injil sosial". Teologi Rauschenbusch dipengaruhi oleh pengalamannya sebagai pendeta dari gereja Second German Baptis di kota New York, di mana ia melihat kehidupan yang penuh penderitaan dari para imigran, pengeksploitasian para buruh, dan perlakuan diskriminatif dari pemerintah terhadap orang miskin yang menderita. Ketika ia kembali untuk mengajar di Baptist Theological Seminary di Rochester, New York, ia mengajar dan menulis cukup panjang lebar berkaitan dengan kepercayaannya tentang teologi keprihatinan sosial. Ia mengkritik sistem kapitalistik yang telah dimotivasi oleh keserakahan dan penganutan dari kepemilikan properti secara kolektif (namun dia menolak Marxisme). Bagi Rauschenbush, injil bukan tentang berita keselamatan pribadi, melainkan etika kasih Yesus yang akan mentransformasi masyarakat melalui penyelesaian masalah kejahatan sosial .
DOKTRIN LIBERAL YANG BERBAHAYA
Bibliologi.
Kaum liberal memandang
Alkitab sebagai buku biasa, bukan diinspirasikan secara khusus, Kritik tinggi
menganalisa kitab-kitab di Alkitab berdasarkan sudut pandang manusia, yaitu
berusaha untuk menemukan faktor-faktor manusia berkaitan dengan penulisan,
penanggalan, dan sumber-sumber yang dipakai dalam penulisan. Mereka tidak
mempedulikan pandangan-pandangan tradisional tentang penulisan oleh Paulus,
misalnya. Jadi, kitab-kitab di Alkitab secara umum diberi penanggalan yang
lebih terkini, dan sering kali pandangan tradisional sehubungan dengan
penulisan ditolak.
Skema evolusi diaplikasikan pada perkembangan agama di Alkitab, sehingga agama Israel tidak diakui sebagai hasil dari pewahyuan Ilahi, namun hanya sekadar dipandang sebagai perkembangan agama manusia. Jadi, agama Israel di PL dipandang sebagai suatu "agama yang haus darah" dan dalam perkembangan dilihat sebagai lebih rendah dari "etika Yesus yang lebih tinggi". Jadi, konflik yang terlihat di antara PL dan PB dijelaskan dalam agama evolusi.
Skema evolusi diaplikasikan pada perkembangan agama di Alkitab, sehingga agama Israel tidak diakui sebagai hasil dari pewahyuan Ilahi, namun hanya sekadar dipandang sebagai perkembangan agama manusia. Jadi, agama Israel di PL dipandang sebagai suatu "agama yang haus darah" dan dalam perkembangan dilihat sebagai lebih rendah dari "etika Yesus yang lebih tinggi". Jadi, konflik yang terlihat di antara PL dan PB dijelaskan dalam agama evolusi.
Teologi Proper.
Liberalisme menekankan keimanenan Allah, yang
mengajarkan bahwa Allah ada di mana-mana dan dalam segala sesuatu. Hasil
ekstrim dari keimanenan Allah adalah panteisme (Allah adalah segala sesuatu).
Dalam doktrin liberal, Allah dilihat bekerja dalam segala sesuatu, la bekerja
dalam alam dan dalam proses evolusi Jadi, tidak perlu ada mukjizat. Kaum liberal
menolak untuk membedakan antara natural dan supranatural.
Antropologi.
Antropologi.
Otoritas Kitab Suci dan
wahyu Ilahi ditolak. Penalaran manusia ditinggikan di atas Kitab Suci dan
doktrin-doktrin tradisional. Alkitab harus dipahami dari sudut pandang
rasional. Apabila Alkitab berisi cerita-cerita yang secara rasional tidak dapat
diterima oleh pemahaman manusia, maka mereka harus ditolak. Jadi,
mukjizat-mukjizat di Alkitab harus dibuang.
Teologi harus praktis, karena itu, penalaran manusia dikombinasikan dengan pengalaman agama untuk menggantikan wahyu Ilahi dan otoritas dari Kitab Suci.
Sementara Kekristenan tradisional telah mengajarkan kemutlakan dalam kebenaran dan moral, maka liberalisme mengajarkan bahwa dunia merupakan sistem yang terbuka Bagi kaum liberal tidak ada kemutlakan; pernyataan dogmatik tidak dapat dibuat. Segala sesuatu dapat dipertanyakan, termasuk Alkitab dan doktrin-doktrin tradisional yang dianut selama ini. Teologi tradisional harus ditolak, karena hal itu merupakan sistem yang baku, sementara liberal mengakui kemungkinan perubahan secara konstan.
Dengan hadirnya Era Penalaran dan ilmu pengetahuan modern, kaum liberal bermaksud untuk membuat Kekristenan dapat dipahami oleh orang-orang Mereka berusaha untuk membuang istilah-istilah kuno dan menyetujui hal-hal yang sejalan dengan penalaran manusia dan ilmu pengetahuan modern. Kekristenan tidak dilihat sebagai sesuatu yang kuno atau ketinggalan zaman, Kekristenan liberal harus berkaitan dengan semangat zaman.
Soteriologi.
Teologi harus praktis, karena itu, penalaran manusia dikombinasikan dengan pengalaman agama untuk menggantikan wahyu Ilahi dan otoritas dari Kitab Suci.
Sementara Kekristenan tradisional telah mengajarkan kemutlakan dalam kebenaran dan moral, maka liberalisme mengajarkan bahwa dunia merupakan sistem yang terbuka Bagi kaum liberal tidak ada kemutlakan; pernyataan dogmatik tidak dapat dibuat. Segala sesuatu dapat dipertanyakan, termasuk Alkitab dan doktrin-doktrin tradisional yang dianut selama ini. Teologi tradisional harus ditolak, karena hal itu merupakan sistem yang baku, sementara liberal mengakui kemungkinan perubahan secara konstan.
Dengan hadirnya Era Penalaran dan ilmu pengetahuan modern, kaum liberal bermaksud untuk membuat Kekristenan dapat dipahami oleh orang-orang Mereka berusaha untuk membuang istilah-istilah kuno dan menyetujui hal-hal yang sejalan dengan penalaran manusia dan ilmu pengetahuan modern. Kekristenan tidak dilihat sebagai sesuatu yang kuno atau ketinggalan zaman, Kekristenan liberal harus berkaitan dengan semangat zaman.
Soteriologi.
Dalam usaha liberalisme
untuk relevan, penekanan pada keselamatan pribadi dari hukuman kekal ditolak,
hal itu dianggap tidak relevan. Dengan semangat keoptimisan, liberalisme menetapkan
untuk mendatangkan kerajaan melalui usaha manusia; jadi, injil sosial menjadi
berita mereka. Kerajaan Allah bukan berkaitan dengan masa yang akan datang,
masa supranatural, tetapi sudah ada di sini dan sekarang melalui penerapan
prinsip-prinsip dan etika Yesus.
Adalah penting untuk mencatat bahwa tidak semua kaum liberal-setidaknya bukan di awal tahap dari liberalisme-mengajarkan berita sosial. Liberalisme pada masa permulaan adalah teoritis. Reinhold Niebuhr, seorang teologi neo-ortodoksi, melihat ketidakadilan sosial selama pelayanannya di Detroit dan menjadi seorang kritikus yang vokal dari liberalisme. Injil sosial secara luas merupakan fenomena di Amerika pada abad ke sembilan dan pada permulaan abad dua puluh.
Adalah penting untuk mencatat bahwa tidak semua kaum liberal-setidaknya bukan di awal tahap dari liberalisme-mengajarkan berita sosial. Liberalisme pada masa permulaan adalah teoritis. Reinhold Niebuhr, seorang teologi neo-ortodoksi, melihat ketidakadilan sosial selama pelayanannya di Detroit dan menjadi seorang kritikus yang vokal dari liberalisme. Injil sosial secara luas merupakan fenomena di Amerika pada abad ke sembilan dan pada permulaan abad dua puluh.
PENEKANAN STANDAR LIBERAL
Sebagai hasil dari penekanan
liberalisme pada penalaran manusia dan metode ilmiah dapat terlihat pada
ditinggalkannya doktrin-doktrin historik Kristen. Doktrin depravitas total dan
dosa asal ditolak; manusia tidak dilihat sebagai yang jahat tetapi sebagai yang
pada dasarnya baik. Manusia dapat diarahkan untuk melakukan yang baik melalui
pendidikan. Keilahian Yesus ditolak; Yesus adalah guru yang baik dan manusia
yang ideal. Ia merupakan teladan bagi yang lain. Mukjizat-mukjizat di Alkitab disangkali,
karena semua itu tidak harmonis dengan penalaran manusia dan penemuan-penemuan
ilmu pengetahuan modern.
PARA TEOLOG LIBERAL & PENEKANANNYA
Teolog : Schleiermacher
Penekanan : Menekankan perasaan dan pengalaman; bapak dari religius liberalisme modern.
Pandangan tentang Doktrin-doktrin Kristen : Tolak Kejatuhan, dosa asal, kelahiran dari anak dara, dan penebusan substitusionari. Dosa adalah minat di dunia; iman adalah perasaan, bukan respons terhadap apa yang dikatakan Allah.
Teolog : Ritschl
Penekanan : Menekankan aspek etikal dan praktikal; pengajarannya menjadi dasar bagi injil sosial.
Pandangan tentang Doktrin-doktrin Kristen : Tolak dosa asal, inkarnasi, keilahian, penebusan, dan kebangkitan Kristus. Sangkal mukjizat. Definisikan dosa sebagai keegoisan.
Teolog : Harnack
Penekanan : Mengajarkan bahwa Paulus mencemarkan pengajaran Yesus dan Kekristenan. Ajarkan "kebapakan dari Allah dan persaudaraan di antara manusia."
Pandangan tentang Doktrin-doktrin Kristen : Sangkali keilahian Kristus dan penebusan substitusionari-Nya. Ajarkan bahwa Paulus mencemarkan agama Yesus.
Teolog : Baur
Penekanan : Mengembangkan metode kritik historis. Tekankan evolusi historikal dari PB.
Pandangan tentang Doktrin-doktrin Kristen : Sangkali wahyu, inkarnasi, dan kebangkitan tubuh Kristus. Ajaran Kekristenan adalah konflik antara kelompok Yahudi (Petrus) dan non-Yahudi (Paulus).
Teolog : Bushnell
Penekanan : Anak-anak dilahirkan baik dan dapat diajar untuk bertumbuh ke dalam Kekristenan.
Pandangan tentang Doktrin-doktrin Kristen : Melawan pertobatan seketika. Sangkali penebusan substitusionari Kristus; kematian-Nya hanya suatu teladan.
Teolog : Rauschenbush
Penekanan : Menekankan injil sosial; kasih Yesus akan mentransformasi masyarakat.
Pandangan tentang Doktrin-doktrin Kristen : Mengajarkan bahwa injil adalah keprihatinan sosial, kepemilikan kolektif, dan distribusi barang sama rata. Tolak penebusan substitusionari dari Kristus, kedatangan-Nya kedua kali, dan neraka secara harfiah.
Penekanan : Menekankan perasaan dan pengalaman; bapak dari religius liberalisme modern.
Pandangan tentang Doktrin-doktrin Kristen : Tolak Kejatuhan, dosa asal, kelahiran dari anak dara, dan penebusan substitusionari. Dosa adalah minat di dunia; iman adalah perasaan, bukan respons terhadap apa yang dikatakan Allah.
Teolog : Ritschl
Penekanan : Menekankan aspek etikal dan praktikal; pengajarannya menjadi dasar bagi injil sosial.
Pandangan tentang Doktrin-doktrin Kristen : Tolak dosa asal, inkarnasi, keilahian, penebusan, dan kebangkitan Kristus. Sangkal mukjizat. Definisikan dosa sebagai keegoisan.
Teolog : Harnack
Penekanan : Mengajarkan bahwa Paulus mencemarkan pengajaran Yesus dan Kekristenan. Ajarkan "kebapakan dari Allah dan persaudaraan di antara manusia."
Pandangan tentang Doktrin-doktrin Kristen : Sangkali keilahian Kristus dan penebusan substitusionari-Nya. Ajarkan bahwa Paulus mencemarkan agama Yesus.
Teolog : Baur
Penekanan : Mengembangkan metode kritik historis. Tekankan evolusi historikal dari PB.
Pandangan tentang Doktrin-doktrin Kristen : Sangkali wahyu, inkarnasi, dan kebangkitan tubuh Kristus. Ajaran Kekristenan adalah konflik antara kelompok Yahudi (Petrus) dan non-Yahudi (Paulus).
Teolog : Bushnell
Penekanan : Anak-anak dilahirkan baik dan dapat diajar untuk bertumbuh ke dalam Kekristenan.
Pandangan tentang Doktrin-doktrin Kristen : Melawan pertobatan seketika. Sangkali penebusan substitusionari Kristus; kematian-Nya hanya suatu teladan.
Teolog : Rauschenbush
Penekanan : Menekankan injil sosial; kasih Yesus akan mentransformasi masyarakat.
Pandangan tentang Doktrin-doktrin Kristen : Mengajarkan bahwa injil adalah keprihatinan sosial, kepemilikan kolektif, dan distribusi barang sama rata. Tolak penebusan substitusionari dari Kristus, kedatangan-Nya kedua kali, dan neraka secara harfiah.
~ NEO LIBERALISME ~
Pengaruh Perang Dunia I
menghembuskan kematian pada garis liberalisme yang lama" Setelah itu,
liberalisme yang baru, yang disebut "teoloqi realistik"
dibentuk.
1. Harry Emerson Fosdick (1878-1969).
1. Harry Emerson Fosdick (1878-1969).
Merupakan "bapak
pendiri" dari liberalisme baru" la mendapatkan pendidikan dari Union
Theological Seminary yang liberal di New York City" Fosdick menjadi
pengkhotbah yang sangat populer di Riverside Church di New York. Ia menulis
lebih dari tigapuluh buku, dan setiap minggu mengisi acara di radio, dan
sebagai pendeta yang populer di New York, maka ia menjadi jurubicara
neo-liberalisme yang paling populer pada zamannya
Fosdick menyerang baik fundamentalis dan liberal. Ia menjadi terlibat dalam perdebatan liberal-fundamentalis dan pada tahun 1922 berkhotbah (dan kemudian diterbitkan) tentang topik "Shall the Fundamentalists Win?" Tahun 1935, ia mengkhotbahkan khotbahnya yang terkenal di New York berjudul "The Church Must Go Beyond Modernism" la menuduh modernisme telah terlalu dipengaruhi oleh intelektualisme, terlalu sentimentil, terlalu menurunkan konsep dari Allah, dan terlalu baik diharmonisasikan dengan dunia modern. Ini menandai arah baru dari liberalisme, dan sebagai hasil dari tantangan Fosdick, maka lahirlah neo-liberalisme. Neo-liberalisme menolak filsafat idealistik dan subjektivisme dari liberalisme lama; neo-liberalisme mencari Allah di luar manusia, bukan di tengah manusia.
2. Walter M. Horton.
Fosdick menyerang baik fundamentalis dan liberal. Ia menjadi terlibat dalam perdebatan liberal-fundamentalis dan pada tahun 1922 berkhotbah (dan kemudian diterbitkan) tentang topik "Shall the Fundamentalists Win?" Tahun 1935, ia mengkhotbahkan khotbahnya yang terkenal di New York berjudul "The Church Must Go Beyond Modernism" la menuduh modernisme telah terlalu dipengaruhi oleh intelektualisme, terlalu sentimentil, terlalu menurunkan konsep dari Allah, dan terlalu baik diharmonisasikan dengan dunia modern. Ini menandai arah baru dari liberalisme, dan sebagai hasil dari tantangan Fosdick, maka lahirlah neo-liberalisme. Neo-liberalisme menolak filsafat idealistik dan subjektivisme dari liberalisme lama; neo-liberalisme mencari Allah di luar manusia, bukan di tengah manusia.
2. Walter M. Horton.
Merupakan pelopor lain yang
mengarahkan ulang liberalisme.
Meskipun Horton menetapkan untuk mempertahankan beberapa dari liberalisme, namun ia bersama dengan neo-liberal yang lain, tidak memperlihatkan suatu pandangan manusia yang optimistik. Ia mengakui bahwa keterpisahan manusia dari Allah telah mengakibatkan perang dan penderitaan manusia. John C. Bennett adalah tipikal dari penganut neo-liberal yang memperhitungkan dosa secara lebih serius. Bennett juga menolak "skeptikisme, subjektivisme, dan arbritarinasi" dan menekankan kepentingan dari suatu "keputusan iman". la melihat ketidakcukupan dari "humanisme religius yang cukup pada dirinya dan naturalisme reduktif" dan membuka pintu pada kemungkinan pewahyuan. Selain itu, Bennett tidak mau mengakui ide tentang tema Kristologi dalam PL. Ia juga bersedia untuk menerima inti dari kritikisme tinggi.
Organisasi di seluruh dunia yang pada mulanya menyatukan kaum teologi liberal adalah Federal Council of Churches pada tahun 1908. Organisasi ini didahului oleh World Council of Churches, yang didirikan pada tahun 1948 dengan dukungan utamanya dari denominasi-denominasi tradisi Protestan yang berpegang pada pandangan liberal secara teologis
Meskipun Horton menetapkan untuk mempertahankan beberapa dari liberalisme, namun ia bersama dengan neo-liberal yang lain, tidak memperlihatkan suatu pandangan manusia yang optimistik. Ia mengakui bahwa keterpisahan manusia dari Allah telah mengakibatkan perang dan penderitaan manusia. John C. Bennett adalah tipikal dari penganut neo-liberal yang memperhitungkan dosa secara lebih serius. Bennett juga menolak "skeptikisme, subjektivisme, dan arbritarinasi" dan menekankan kepentingan dari suatu "keputusan iman". la melihat ketidakcukupan dari "humanisme religius yang cukup pada dirinya dan naturalisme reduktif" dan membuka pintu pada kemungkinan pewahyuan. Selain itu, Bennett tidak mau mengakui ide tentang tema Kristologi dalam PL. Ia juga bersedia untuk menerima inti dari kritikisme tinggi.
Organisasi di seluruh dunia yang pada mulanya menyatukan kaum teologi liberal adalah Federal Council of Churches pada tahun 1908. Organisasi ini didahului oleh World Council of Churches, yang didirikan pada tahun 1948 dengan dukungan utamanya dari denominasi-denominasi tradisi Protestan yang berpegang pada pandangan liberal secara teologis
DOKTRINAL DARI NEO-LIBERALISME
Bibliologi.
Alkitab diperhitungkan lebih serius dalam neo-liberalisme,
sebagaimana terlihat pada studi yang serius dari orang-orang seperti C H. Dodd
(1884-1973). Namun demikian presuposisi dari liberalisme lama, yaitu kritikisme
tinggi dan penyangkalan tentang inspirasi, tetap dianut oleh neo-liberal.
Antropologi.
Antropologi.
Neo-liberal mempertahankan kepercayaan dasar dari
liberal yang lama berkaitan dengan natur manusia. Mereka melihat manusia pada
dasarnya adalah baik, tidak jahat, tetapi "sesuatu yang baik, yang
tercemar" Namun, neo-liberal tidak optimis tentang membangun suatu utopia
di atas bumi sebagaimana yang dilakukan oleh liberal yang lama.
Hamartiologi.
Hamartiologi.
Neo-liberal lebih realistik
tentang dosa daripada liberal yang lama.
Untuk menyelesaikan dilema dari manusia, John C. Bennett mengusulkan pengakuan sebagai berikut: (1) "konsep dosa, yang seringkali merupakan pemilihan yang salah disebabkan oleh penipuan terhadap diri sendiri"; (2) "kehadiran dosa pada setiap tahap dari pertumbuhan moral dan spiritual"; (3) "kemungkinan untuk menyelesaikan semua masalah manusia satu kali dan untuk seterusnya dengan suatu perubahan dalam masyarakat adalah suatu ilusi"; (4) "keharusan untuk pertobatan yang terus-menerus". Namun, neo-liberal tidak mengakui dosa asal dan total depravitas dari umat manusia.
Kristologi.
Untuk menyelesaikan dilema dari manusia, John C. Bennett mengusulkan pengakuan sebagai berikut: (1) "konsep dosa, yang seringkali merupakan pemilihan yang salah disebabkan oleh penipuan terhadap diri sendiri"; (2) "kehadiran dosa pada setiap tahap dari pertumbuhan moral dan spiritual"; (3) "kemungkinan untuk menyelesaikan semua masalah manusia satu kali dan untuk seterusnya dengan suatu perubahan dalam masyarakat adalah suatu ilusi"; (4) "keharusan untuk pertobatan yang terus-menerus". Namun, neo-liberal tidak mengakui dosa asal dan total depravitas dari umat manusia.
Kristologi.
Neo-liberal memiliki
pandangan yang lebih tinggi tentang Kristus daripada liberal yang lama,
Neo-liberal berbicara tentang "keilahian" dari Kristus (meskipun
mereka menolak pernyataan ortodoksi akan kepenuhan dan ketidakcacatan
keilahian-Nya); namun demikian, mereka menolak konsep bahwa referensi akan
keilahian Kristus menuntut kepercayaan terhadap kelahiran anak dara. Tanpa
mengakui penebusan substitusionari, neo-liberal memberikan pengakuan yang lebih
besar akan kematian Kristus, dengan menyatakan bahwa melalui kematian-Nya,
gereja telah lahir dan individu-individu diinfus dengan kuasa Allah.
Penekanan NEO
LEBERAL:
Sebagai kontras dengan
liberalisme lama, neo-liberal memiliki pandangan yang lebih rendah tentang
manusia dan pandangan yang lebih tinggi tentang Allah. Namun, mereka tidak
kembali pada liberalisme lama. Pada intinya, Neo-Liberalisme tetap mempertahankan esensi dari liberalisme lama.
Demikianlah beberapa hal
yang perlu kita ketahui dan waspadai bahwa tangan-tangan Iblis sudah meramu
serta meracik suatu racun berbahaya untuk mencuci otak orang-orang percaya.
Waspadalah...waspadalah. Gereja harus tetap berdiri dengan pengajaran yang
benar dan tetap teguh berdiri dan menggembalakan jemaat dengan benar sesuai
firman Tuhan.
Ref ;
~ Paul Enns, The Moody Handbook of Theology, Buku Pegangan Teologi, Saat, Malang, 2007, p 92-93, 195 – 207.
~ TEOLOGI NEO-ORTODOKSI, di teologi-neo-ortodoksi-vt2082.html
~ Paul Enns, The Moody Handbook of Theology, Buku Pegangan Teologi, Saat, Malang, 2007, p 92-93, 195 – 207.
~ TEOLOGI NEO-ORTODOKSI, di teologi-neo-ortodoksi-vt2082.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar