Rabu, 06 November 2013

~ IMAN KRISTEN YANG BERTUMBUH ~

                       ~ IMAN KRISTEN YANG BERTUMBUH  ~ 


Pertumbuhan iman orang Kristen mengalami tiga tahap yang di tandai dengan Baptis Air, Baptis Roh Kudus dan Baptis Api. Tetapi bagaimanakah orang Kristen dapat bertumbuh imannya hingga mencapai tahap Baptis Api, dalam hal ini kita dapat belajar dari rasul Petrus, yang ditulis dalam suratnya yang ke dua (tahun 60-70 M) kepada orang-orang Kristen yang ada di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia dan Bitinia (1 Ptr.1:1). Saat surat ini ditulis, rasul Petrus berusia sekitar enam puluh lima tahunan dan ini adalah suratnya yang terakhir sebelum beliau martir, disalib terbalik di Roma pada masa pemerintahan kaisar Nero.

“Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, dan kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan” (2Ptr.1:5-9).

Iman (faith) adalah dasar segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr.11:1). Iman yang paling awal atau paling kecil adalah percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru selamat manusia. Dan percaya bahwa melalui Yesus ada jalan kepada Allah (Yoh.14:6)

Kebajikan (virtue) adalah segala sifat-sifat baik (penyabar, pemurah, peramah, suka menolong dan lain-lain) yang harus dipunyai seorang beriman dalam dirinya, sifat-sifat itu sebenarnya sifat-sifat yang dipunyai Allah.

Pengetahuan (knowledge) adalah segala pengetahuan firman Tuhan yang akan menuntun orang percaya pada hidup yang penuh kebajikan yang dikehendaki Allah. Tanpa pengetahuan firman Tuhan orang akan mudah tersesat oleh pandangannya sendiri, yang sering sangat subyektif; mementingkan keuntungan dan kesenangannya sendiri.

Penguasaan diri (temperance) adalah segala sikap, perbuatan, perkataan dan pikiran yang didasarkan pada pengetahuan akan firman Tuhan , sehingga tidak lepas kontrol dan lupa karena kepentingannya sendiri, tapi lebih mementingkan pertumbuhan imannya.

Ketekunan (patience) adalah penguasaan diri yang sudah mendarah daging sehingga tahan terhadap segala ujian dan kesulitan hidup dengan penuh kesabaran.

Kesalehan (godliness) adalah keadaan dimana seorang beriman dapat bersikap, berbuat, berkata-kata dan berpikir dengan penuh ketulusan, penuh pengertian, penuh pengorbanan, penuh hikmat dan penuh makrifat. Pada posisi iman seperti ini ia tidak dapat tergoda oleh hal-hal duniawi.

Kasih akan saudara-saudara (brotherly kindness) adalah kesalehan yang timbul dari dalam hati yang diberlakukan di dalam hubungannya dengan orang-orang yang dekat dengannya dan orang-orang yang kenal dengannya, misalnya keluarga, saudara, orang tua, istri, anak, karyawan, kolega, teman, dan saudara seiman.

Kasih akan semua orang (brotherly kindness charity) adalah keadaan dimana orang beriman dengan penuh kesalehan dapat bermurah hati kepada semua orang, tanpa membeda-bedakan (apa agamanya, rasnya, negaranya dan lain-lain). Pada posisi ini pertumbuhan imannya sudah mencapai sempurna, seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Ia mengasihi sesamanya seperti mengasihi dirinya sendiri (Mat.22:39).


Menjadi dewasa tidak terjadi secara otomatis, namun perlu proses dan waktu. Dalam proses tersebut mungkin kita harus melewati berbagai tahap, sama seperti seorang anak, untuk mencapai dewasa maka ia harus melewati masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa pemuda dan dewasa hingga orang tua. Kita boleh berpuluh tahun menjadi orang percaya, namun tetap tidak menjamin bahwa anda telah dewasa rohani dalam Kristus. Itu sebabnya kita barangkali pernah mendengar istilah Kristen Bonsai. Pohon Bonsai adalah semacam pohon yang sudah berpuluh-puluh tahun usianya namun tetap saja kerdil, karena memang dibentuk secara demikian. Lalu, bagaimana sesungguhnya jika kerohanian kita hendak bertumbuh?

      1.      Perlu komitmen untuk bertumbuh
Tadi kita telah mengatakan bahwa proses bertumbuh menjadi dewasa tidak ada yang otomatis, namun perlu komitmen. Dan komitmen itu harus dengan sengaja dilakukan dan dipraktekkan. Kita jangan berpikir jika kita setiap minggu datang ke gereja kemudian dengan tertib kita memberikan persembahan itu sudah cukup sebagai modal untuk bertumbuh. Mengapa? Karena hidup orang percaya bukan hanya mendengar tetapi ia juga harus taat dan mempraktekkan apa yang sudah didengar. Kita tidak jarang menemukan orang-orang yang sudah mengerti pengetahuan Alkitab, namun tetap hidupnya berantakan. Gossip tetap saja berlangsung, omong kotor tetap diucapkan, dendam tetap ada di dalam hatinya dan  tidak ada pengampunan. Semua ini dapat terjadi karena tidak adanya komitmen di dalam dirinya untuk bertumbuh.
Dr John Chamber, seorang misionaris yang pernah melayani di Indonesia dan saat ini melayani mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat pernah mengucapkan satu kalimat begini “Orang Kristen tidak diminta Tuhan menjadi salesman, tetapi ia diminta menjadi free sample” Di dalam teori ekonomi, yang dimaksud dengan free sample sudah pasrt produk yang mutunya paling baik, sebab kalau yang free samplemutunya jelek, maka produknya tidak ada yang bakal beli. Sayang sekali, ada banyak free sample yang pada mulanya baik, namun kalau sudah menuju ke produknya, hasilnya sudah jelek. Kita tidak jarang menemukan para pedagang yang menjual Mangga atau Salak, yang memberikan contoh Mangga dan Salaknya untuk dimakan rasanya manis, namun jika kita sudah membeli sekarung, maka rasanya asem semua. Kekristenan juga demikian, pada saat permulaan kita mengenal seseorang yang di persekutuan atau gereja, maka orangnya baik sekali, dan kelihatan sangat rohani dan suci. Namun makin lama bergaul, keluarlah belangnya.
 Jadi dengan tegas saya ingin mengatakan bahwa tidak ada gunanya segudang teori, entah itu Seminar, Conference, bahkan Sekolah Alkitab yang pernah anda ikuti kalau di dalam diri ini tidak ada komitmen untuk bertumbuh maka kita akan menjadi sama seperti orang luar, dan kita sebut orang Kristen Bonsai, kepalanya boleh besar penuh dengan segudang ilmu, namun hatinya kecil dan kerdil.

      2.      Perlu adanya Pembaharuan hidup yang nyata
            Berhubung manusia sudah berdosa, maka akar manusia lama kita tetap saja lengket dalam hidup ini. Apalagi menyangkut kepentingan pribadi, maka orang percaya kadang bisa lupa diri, itu sebabnya saudara dalam Kristus pun rela dikorbankan. Nah hal-hal semacam begini yang menjadi batu sandungan bagi orang luar untuk masuk ke dalam gereja.
Kita perlu ingat, bahwa terlalu sering orang percaya sendiri menjadi penghalang utama bagi baru untuk menjadi percaya, bukan orang luar. Mengapa? Karena si orang percaya tersebut tidak ada pembaharuan dalam dirinya. Alkitab mungkin sudah berulang kali dibacanya, bahkan ada puluhan ayat yang sudah dihafal secara luar kepala. Ia juga memiliki Alkitab lebih dari satu, mulai dari meja kamar, meja kerja, meja tamu, mobil, bahkan kantong saku semua berisi Alkitab. Namun semua ini tidak menjamin kerohaniannya bertambah dewasa, karena ia tidak pernah membiarkan dirinya diperbaharui oleh firman Tuhan itu. Tatkala semuanya berjalan lancar, maka puji Tuhan; namun jika kesulitan menimpa, Tuhan pun dilupakan.
Jika hari ini kita rindu menjadi orang percaya yang dewasa, maka kekristenan kita harus didemonstrasikan atau diwujudnyatakan. Orang luar tidak perduli dengan keaktifan kita di gereja, persekutuan bahkan melayani, namun yang paling penting adalah karakter dan integritas yang nyata.

      3.      Perlu mengalami Tuhan secara pribadi
Rick Warren, pendeta senior gereja Saddleback mengatakan, “adalah suatu kekeliruan jika orang-orang berpikir bahwa kerohanian seseorang akan bertumbuh melalui studi Alkitab”. Pada saat pertama saya membaca tulisannya, saya merasa kaget juga. Namun setelah berpikir ulang saya sadar, bahwa sesungguhnya studi Alkitab tidak menjamin bahwa rohani seseorang bertumbuh. Terlalu banyak ditemukan mereka yang makin belajar Alkitab, lalu pulang ke gereja menjadi para pengkritik, bahkan ada satu dua yang mencoba-coba mengadakan reformasi di gereja.
Jika seseorang hendak bertumbuh rohaninya, maka selain Alkitab yang dibacanya, maka ia juga perlu mengalami Tuhan secara nyata, dan untuk mengalami Tuhan secara nyata maka perlu waktu, tidak dapat secara instant. Kadang kita perlu mengalami kesulitan bahkan penderitaan dan tekanan, supaya kita benar-benar merasakan dan mengalami kasih Tuhan yang nyata itu.
Tatkala Musa berumur empat puluh tahun, ia berpikir bahwa ia sudah terlatih dan memilki segalanya dari istana, sehingga dengan tekad bulat ia berusaha membebaskan bangsanya yang sedang disiksa oleh salah seorang prajurit Mesir. Namun apa lacur? Perbuatannya terbongkar, sehingga ia terpaksa harus melarikan diri dalam pengasingan, dan di sana ia mengalami kasih Tuhan. Pada saat umur seratus dua puluh tahun dia kembali diutus Tuhan untuk menghadapi Firaun untuk membebaskan orang Israel, namun pada saat itu Musa mengaku bahwa dirinya tidak ada apa-apanya. Mengapa? Orang yang sudah mengalami kasih Tuhan, walaupun ia penuh dengan segudang ilmu dan keahlian, ia tetap saja merasa rendah di hadapan Tuhan.
Studi Alkitab tidak cukup, kita perlu pengalaman menyembah Tuhan, pengalaman persekutuan satu dengan yang lain dan juga pengalaman penginjilan. Dengan demikian kita bukan hanya dibangun dan diisi secara otak, tetapi juga hati, sehingga kita benar-benar menjadi orang Kristen yang dewasa secara rohani.

MENUJU PERTUMBUHAN IMAN
Apakah Iman Anda tidak bertumbuh? Mungkinkah Iman Anda dari tahun ke tahun sedikit mengalami kemajuan, atau statis – tidak mundur, juga tidak maju? Apa yang terjadi? Hal itu dikarenakan kita gagal mengenali hambatan-hambatan yang menghalangi pertumbuhan Iman kita. Iman tidak berhenti ketika kita mengambil keputusan percaya dan bertobat kepada Yesus Kristus. Iman harus di jalani, iman harus bertumbuh, berbuah, sampai mencapai tingkat kedewasaan iman. Alkitab dalam 2 Petrus 3:18 dan Efesus 4:13-15 memerintahkan kita agar bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan Yesus Kristus, dan mencapai kedewasaan penuh.
Dalam perjalanan iman menuju kedewasaaan penuh, iblis dengan tipuan muslihatnya menyebarkan ranjau, jebakan, guna menghambat pertumbuhan iman kita. Iblis tidak akan pernah berhenti mengganggu kita sampai kita terkapar jatuh. Bagaimana mengenali hambatan-hambatan Iman. Apa saja yang menjadi hambatan-hambatan iman kita?
Mengabaikan kehidupan batin kita bersama Kristus, sementara kita memusatkan perhatian pada penampilan luar.
Sepertinya kita hidup di zaman di mana orang-orang lebih memusatkan perhatian pada penampilan luar, ketimbang ketulusan hati. Seperti ketika Anda melihat orang menjual mobil bekas yang telah disulap, yang tanpak luar mengkilap, bagus dan menarik, tetapi setelah Anda memakainya beberapa minggu kemudian, semua yang buruk yang tersembunyi mulai menampakkan diri, dan Anda pasti kecewa.
Filosofi dunia adalah: “tidak pernah mendapat kesempatan kedua untuk membuat kesan pertama.” Yang penting menurut dunia adalah kesan pertama.
Prinsip di atas sangat betentangan dengan Alkitab. Tuhan sama sekali tidak tertarik dengan bagian luar kita, jika itu berbeda dengan hati kita. Bahkan Tuhan mengutuk mereka yang kehidupan luarnya tanpak rohani, namun pada hakikatnya kehidupan rohani mereka kering dan gersang, bahkan penuh dengan sampah (Lukas 11:39; 1 Samuel 16:7).
Kehidupan yang sejati adalah dari dalam ke luar. Kehidupan yang dari luar ke dalam adalah kemunafikan.
Untuk terus bertumbuh dan mengenal Yang Maha Kudus, maka kita Dalam kehidupan sehari-hari, tinggal dalam Firman-Nya.
~ Menerima Firman Allah dengan hati terbuka (Lukas 8:8, 15; Kisah 17:11; 1 Tes. 2:13.
~ Membaca Alkitab setiap hari (Yosua 1:8).
~ Meneliti atau mempelajari Alkitab (Kisah 17:11).
~ Menghafal Firman Tuhan (Mazmur 119:11).
~ Merenungkan Firman Tuhan (Mazmur 1:2).
~ Menerapkan atau melakukan Firman Tuhan (Yakobus 1:22)
~ Membagikan Firman Tuhan kepada orang lain (2 Timotius 4:2).
~ Membangun Kehidupan Doa sebagai percakapan dua arah
Salah satu tanda seseorang memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan adalah adanya kehidupan doa yang konsisten. Alkitab dan doa tidak boleh dipisahkan. Dalam doa kita berkomunikasi dengan Tuhan, dan melalui Alkitab Tuhan berkomunikasi dengan kita. Kita hanya akan mengenal seseorang jika kita berkomunikasi dengan dia, begitu juga kita dengan Tuhan dan inilah iman yang bertumbuh :

1. Iman bertumbuh oleh firman Tuhan
Firman Allah katakan bahwa iman itu timbul dari pendengaran, yaitu pendengaran akan firman Allah (Roma 10:17). Jadi supaya iman bertumbuh dan bertambah teguh, kita memerlukan setiap hari firman Tuhan untuk dibaca, direnungkan dan dipraktekkan; supaya kita mendapat kekuatan Allah. Sebab hanya kekuatan Allah yang mampu mengalahkan dunia (Roma 1:16-17; I Yohanes 5:4-5 ).

Kepada Timotius rasul Paulus menulis, "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik"(2 Timotius 3:12,16,17).

Sejalan dengan perjalanan hidup dalam dunia yang semakin jahat, maka dibutuhkan iman yang bertumbuh sampai mencapai kedewasaan penuh.Karena beriman kepada Yesus Kristus sebagai TUHAN dan Juruselamat bukan saja tindakan sesaat ketika kita menghadapi persoalan, tetapi juga merupakan sikap yang berkesinambungan yang harus bertumbuh dan dikuatkan (Yoh 1:12 ).

2. Iman bertumbuh oleh pengujian
Pengujian iman adalah tindakan Allah untuk meningkatkan iman seseorang menjadi lebih berkualitas. Oleh karena iman itu hidup, maka setiap orang percaya harus juga siap menghadapi ujian-ujian yang diperlukan bagi pertumbuhannya untuk dapat memperoleh buah yang matang. Perhatikan bagaimana Ayub (Ayub 1-42);Abraham (Kejadian 22); Daniel (Daniel 6); Sadrakh, Mesdakh dan Abednego (Daniel 3) dll.

3. Iman bertumbuh dalam pencobaan
Pengujian berbeda dengan pencobaan. Pencobaan yang berasal dari Iblis bertujuan untuk menipu dan membinasakan manusia (Kejadian 3:1-5; Yohanes 10:10). Tetapi pencobaan yang dari Tuhan dipakai-Nya untuk merendahkan hati dan untuk mengetahui isi hati kita (Ulangan 8:2). Reaksi-reaksi negatif yang muncul dari pencobaan akan dipangkas oleh Tuhan. Setelah itu Tuhan akan memulihkan kita dengan penghiburan dan memberi hati yang baru, yaitu hati yang taat (Yehezkiel 11:19,20).

4. Iman bertumbuh dalam penganiayaan dan penderitaan
Tuhan Yesus mengalami penderitaan sejak bayi (Matius 2:12-15). Di sepanjang hidup dan pelayanan-Nya tidak pernah sepi dari penderitaan dan aniaya. Murid-murid-Nya dan Gereja mula-mula juga mengalami hal yang sama. Kaisar Nero menjadi pemicu aniaya terhadap Gereja Tuhan tanpa alasan (tahun 64 M). Tetapi meskipun demikian tidak ada seorang pun murid Tuhan Yesus yang murtad karena aniaya dan penderitaan. Gereja-Nya pun tidak pernah surut, tetapi sebaliknya semakin bertambah besar dan kuat. Hingga pada saatnya dunia tidak mampu lagi membendung perkembangan dan pertumbuhan Gereja dan akhirnya pada zaman Konstantinus Agung (tahun 312 M) Gereja resmi dijadikan agama negara yang satu-satunya.

Kepada Timotius rasul Paulus menulis, "Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya" (2 Timotius 3:12). Mengapa demikian? Karena penderitaan bukan saja merupakan akibat dari ibadah kita, tetapi juga merupakan sebuah panggilan dan karunia (Filemon 1:29). Terhadap dunia, penderitaan yang kita alami disebabkan oleh adanya roh kemuliaan yang ada di dalam kita (1 Petrus 4:14); tetapi terhadap diri kita sendiri setiap penderitaan yang kita alami bernilai sebagai karunia panggilan dan sebagai alat pendidikan dan untuk menumbuhkan iman kita.

5. Iman bertumbuh dalam kehidupan padang gurun
Padang gurun adalah istilah yang sering kita pakai untuk menggambarkan situasi dan keberadaan sulit yang sedang kita alami. Padang gurun adalah waktu-waktu yang sangat penting untuk menguji hati dan iman kita, apakah kita tetap melekat kepada TUHAN. Padang gurun juga merupakan perjalanan yang harus dialami oleh setiap orang percaya, sebab di sanalah karakter kita dibentuk. Kita dilatih bagaimana menghadapi persoalan dengan sikap-sikap yang baru sebagai manusia baru yang telah datang.
• Firman Tuhan dan mengalami padang gurun akan membawa pertumbuhan iman yang berkemenangan. Namun hal ini belum cukup, sebab TUHAN menghendaki kita memiliki iman yang sempurna (Yakobus 2:22). Jadi, iman diperlukan dalam perjalanan padang gurun kita masing-masing untuk pembentukan karakter kita dan demi pertumbuhan iman kita.
• Di samping itu perjalanan di padang gurun adalah pembuktian akan adanya watak asli yang kita miliki selama ini. Dan semuanya akan memancar keluar sebagai reaksi atas setiap masalah yang sedang kita hadapi, kemudian akan berganti dengan karakter yang baru.

6. Iman bertumbuh karena dipraktekkan
Surat Yakobus menulis bahwa iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati (Yakobus 2:17.) Iman yang mati jelas tidak bertumbuh. Karena itu iman yang demikian tidak berguna.
Perbuatan-perbuatan dimaksudkan adalah perbuatan yang sejalan dengan iman yang kita miliki. Perbuatan bagi pelayanan kita kepada TUHAN dan kegiatan melayani sesama (Roma 12:11; 1 Petrus 4:10 ). Tindakan rela melayani TUHAN dan melayani sesama merupakan tindakan aktif yang menempatkan hidup kita sebagai hamba kebenaran. Menyadari bahwa hidup kita telah ditebus dengan darah yang mahal, yaitu darah Anak Domba Allah, sepatutnyalah kita tidak lagi menyerahkan anggota-anggota tubuh kita menjadi senjata kelaliman melainkan untuk menjadi senjata-senjata kebenaran (Roma 6 :13).

7. Iman bertumbuh dengan persoalan
Orang percaya tidak pernah lepas dari persoalan (Mazmur 34:20). Kalau cara menghadapi persoalan itu dengan sikap dan cara yang lama, pasti kita akan kalah. Sebaliknya jika kita menghadapinya dengan sikap yang baru, pasti kemenangan akan kita peroleh.

Reaksi kita atas persoalan bisa keluar melalui perkataan, tetapi bisa juga dengan tindakan. Dan reaksi yang kita lakukan itu akan menunjukkan siapa jati diri kita sebelumnya. Sebagaimana firman Tuhan katakan, bahwa pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik, tetapi pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah yang tidak baik pula (Lukas 6:43-45).

Pertumbuhan iman dimaksudkan bukan saja untuk kita beroleh penggenapan janji Allah, tetapi dengan iman juga akan membimbing kita untuk tetap melekatkan hati kita kepada TUHAN. Hidup berharap dan bergantung kepada TUHAN itulah yang akan membentuk hidup kita sebagai manusia rohani.
Demikian kiranya menjadi berkat dan mari kita terus bertumbuh, Tuhan Yesus memberkati.

Ref :

1 komentar:

  1. Terimakasih atas artikel yang sangat memberkati saya, artikel ini akan saya bagikan kepada para jemaat Tuhan.
    GBU

    BalasHapus