Jumat, 01 November 2013

" TIPU DAYA SETAN MELALUI EVOLUSI "

" TIPU DAYA SETAN MELALUI EVOLUSI "

Sangat disayangkan ketika manusia semakin cerdas, manusia terkadang ingin menyamai TUHAN dan bahkan tidak mempercayai TUHAN dan sebagai akibatnya adalah semakin terperosok dalam kefasikan. Di berbagai aspek kehidupan manusia sekarang ini terlihat nyata begitu besar pengaruhnya atas hidup orang lain, menguasai pikiran dan intelektual seseorang dan hal itu menjadi budaya, dan terlihat sangat jelas apa yang telah Charles Darwin lakukan dengan teori evolusinya, secara tidak langsung menyangkal adanya penciptaan dan dengan jelas menyatakan melalui hasil pemikirannya bahwa TUHAN itu tidak pernah ada, hingga sekarang dunia pendidikan pun ditipu dengan berbagai hasil penemuan yang sebenarnya cuma rekayasa dan hal tersebut merubah sejarah serta menyimpang. Ini adalah beberapa bukti kelemahan teori Darwin setelah saya membaca bukunya yang berjudul The Origin of Species. Sebagai orang-orang percaya, maka waspadailah tipu daya iblis dengan segala macam kedoknya. Postingan ini untuk membawa kepada pemikiran yang Alkitabiah dan menolak hal2 yang bersifat kepalsuan karena dengan iman kita percaya dan mengakui Yesus adalah TUHAN dan TUHAN menciptakan manusia segambar dengan-Nya. Sekolah-sekolah Kristen seharusnya peka dan harus memilah-milah bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada anak didiknya dan jauhkan teori evolusi tersebut karena hal tersebut mampu merusak alam pemikiran, karena teori tersebut bagian dari pekerjaan Iblis yang menyerong kebenaran firman TUHAN. Ajarlah kebenaran yang mutlak bagi generasi muda, dan berikan contoh serta teladan yang baik dan firman TUHAN sebagai tolok ukur kebenaran harus hidup dalam setiap pribadi. Setelah saya membaca tentang Teori Evolusi yang dicetuskan oleh Charles Darwin, saya menemukan begitu banyak kelemahan dan begitu nyata hasil olah pikir Darwin adalah upaya pengaburan terhadap apa yang sudah sempurna yang Tuhan ciptakan.
1. Manusia diciptakan dengan martabat yang tinggi. Untuk menciptakan saja, Tuhan Tritunggal mengadakan konsultasi, “Baiklah Kita menjadikan manusia” (Kej. 1:26). Setelah proses itu, kemudian Dia menciptakan dari debu tanah, mengembuskan dari nafas mulut-Nya, dan menciptakan berdasarkan gambar dan rupa Tuhan. Alam semesta tidak diciptakan seperti itu. Selain itu, kehadiran manusia tidak diciptakan melalui proses evolutif yang dimulai dari kera. Bahkan, ia langsung diciptakan menjadi manusia. Tidak hanya itu saja, manusia diciptakan hampir sama seperti Tuhan dan memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat (Mz. 8:6). Sejak semula manusia diciptakan dengan indah, tidak hina-dina seperti yang digembar-gemborkan Teori Evolusi!
Betapa tidak manusia diciptakan dengan indah. Sebelum manusia diciptakan, Tuhan telah mempersiapkan segala sesuatunya. Alam semesta beserta segala isinya telah diciptakan lebih dulu untuk menyenangkan manusia. Mereka ditempatkan di Taman Eden. Bayangkanlah bahwa Tuhan seperti orangtua kita yang mempersiapkan segala sesuatu dengan sangat baik sebelum kita dilahirkan ke dunia. Tuhan tidak pernah menyiapkan sesuatu yang tidak baik untuk ciptaan yang sangat dikasihi-Nya. Semuanya baik adanya!
Sementara jika Teori Evolusi dianggap sebagai kebenaran, hal ini berarti ada penghinaan kepada Tuhan. Mengapa bisa demikian? Karena manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Tuhan, jika mengikuti teori Evolusi yang menyatakan bahwa manusia berawal dari kera, artinya Tuhan digambarkan seperti kera. Demikianlah jika kita mengikuti logika teori itu. Namun teori yang mengandung banyak kelemahan. Kelemahan-kelemahan yang digagas Charles Darwin dalam buku The Origin of Species adalah kata “mungkin” dan “saya kira” berjumlah 360 kata, kemudian frasa “kita dapat menduga” berjumlah 900. Data-data tersebut semakin menunjukkan bahwa buku itu hanya berisi hipotesis yang keabsahannya masih diragukan. Meski bersifat teoritis dan hipotetis, The Origin of Species jelas sangat menghina Tuhan.
2. Ketiadaan berbagai cabang ilmu seperti biokimia dan mikrobiologi di masa itu menyebabkan para evolusionis berpikir bahwa makhluk hidup memiliki rancangan sederhana sehingga dapat terbentuk dengan sendirinya secara kebetulan. Ketidaktahuan terhadap hukum genetika memunculkan anggapan bahwa beragam makhluk hidup dapat dengan mudah berevolusi menjadi spesies baru.
3. Teori Evolusi mengatakan bahwa makhluk hidup pertama adalah sel tunggal yang terbentuk dengan sendirinya dari benda mati secara kebetulan. Menurut teori ini, pada saat bumi masih terdiri atas bebatuan, tanah, gas dan unsur lainnya, suatu organisme hidup terbentuk secara kebetulan akibat pengaruh angin, hujan dan halilintar. Tetapi, pernyataan evolusi ini bertentangan dengan salah satu prinsip paling mendasar biologi: “ Kehidupan hanya berasal dari kehidupan sebelumnya, yang berarti benda mati tidak dapat memunculkan kehidupan “
4. Semua makhluk hidup tersusun atas sel. Sebuah sel dapat mencukupi kebutuhannya sendiri; ia dapat menghasilkan makanannya sendiri, bergerak dan berhubungan dengan sel-sel yang lain. Dengan teknologi luar biasa ini, sel adalah bukti nyata bahwa kehidupan tidak dapat terbentuk secara kebetulan. Di dalam sel terdapat sejumlah pusat pembangkit tenaga, pabrik yang kompleks, bank data raksasa, sistem penyimpanan dan pusat pengolahan yang canggih. Di masa Darwin, struktur luar biasa sel belumlah diketahui sama sekali. Saat ini, terbukti bahwa sel yang memiliki rancangan rumit dan sempurna tersebut tidak mungkin terbentuk secara kebetulan sebagaimana anggapan teori evolusi. Sudah pasti sebuah struktur yang terlalu rumit, bahkan untuk dapat ditiru oleh manusia sekalipun, tidaklah mungkin hasil karya dari peristiwa “kebetulan”.
5. Kenyataan bahwa makhluk hidup memiliki bentuk dengan rancangan sempurna membuktikan bahwa mereka mustahil pernah terbentuk dengan sendirinya. Rancangan di alam adalah bukti jelas yang menunjukkan adanya penciptaan. Kitab Kejadian pasal 1:20 – 25 menjelaskan bahwa segala mahkluk dengan segala jenisnya, “ kata segala mahkluk dan segala jenis “ adalah menunjukkan betapa banyaknya jenis – jenis mahkluk hidup tersebut. Jadi sangat jelas bahwa Teori Evolusi adalah bagian dari rencana Iblis untuk menutupi kebenaran dengan menggunakan tipu daya melalui hasil pemikiran seseorang yang tidak memiliki rasa hormat terhadap Tuhan dan Teori Evolusi ini merupakan salah satu senjata Iblis untuk menawan pikiran manusia dan membawa kepada kerusakan sehingga hidup tidak takut akan Tuhan.
6. Nyatanya, rancangan pada makhluk hidup terlalu sempurna sangatlah jelas, semua makhluk hidup adalah hasil dari suatu “perancangan” cerdas. Dengan kata lain semua makhluk hidup diciptakan oleh Allah. Menghadapi kebenaran yang nyata ini, evolusionis malah berpaling dan mengambil konsep:”kebetulan”.
7. Seleksi alam, yang dikemukakan Darwin sebagai mekanisme evolusi, ternyata tidak berkemampuan mendorong terjadinya evolusi. Seleksi alam tidak dapat membentuk spesies baru. Sebagaimana kemustahilan munculnya kehidupan di muka bumi secara kebetulan, adalah tidak mungkin bagi spesies makhluk hidup untuk merubah diri mereka sendiri menjadi spesies lain. Sebab, tidak ada kekuatan yang mampu mendorong terjadinya peristiwa seperti ini di alam. Apa yang kita sebut alam adalah kumpulan dari atom-atom yang tidak memiliki kesadaran dan akal yang menyusun tanah, bebatuan, udara, air dan segala sesuatu yang lain. Tumpukan benda mati ini tidak memiliki kekuatan untuk merubah makhluk tak bertulang belakang (invertebrata) menjadi seekor ikan, kemudian menjadikannya naik ke darat dan berubah menjadi seekor reptil, dan kemudian merubahnya menjadi seekor burung dan menjadikannya mampu terbang, dan akhirnya menjadikannya seorang manusia. Darwin mengemukakan sebuah gagasan sebagai “mekanisme evolusi”: Seleksi Alam. Seleksi Alam membahas seputar gagasan bahwa makhluk hidup paling kuat yang paling mampu menyesuaikan diri dengan tempat hidup mereka akan tetap hidup. Misalnya, dalam sekelompok rusa yang dimangsa oleh binatang buas, rusa yang mampu lari lebih cepat akan bertahan hidup. Tetapi, tentu saja mekanisme seperti ini tidak akan menyebabkan rusa berevolusi – ini tidak akan merubah mereka menjadi spesies lain seperti gajah, misalnya. Tidak ada secuil pun bukti pengamatan yang menunjukkan seleksi alam pernah menyebabkan makhluk hidup mana pun untuk berevolusi.
8. Teori Evolusi juga mengatakan bahwa melalui mutasi juga mengakibatkan adanya evolusi. Padahal mutasi adalah kecelakan genetis yang terjadi pada makhluk hidup. Sebagaimana semua kecelakaan, mutasi menyebabkan gangguan dan kerusakan. “Evolusi” melalui mutasi adalah mustahil dan seleksi alam tidak berfungsi mendorong terjadinya evolusi, mutasi adalah perubahan yang terjadi pada gen makhluk hidup karena pengaruh luar seperti radiasi. Evolusionis menyatakan perubahan ini menyebabkan organisme berevolusi. Akan tetapi, berbagai penemuan ilmiah menolak pernyatan ini, sebab semua mutasi yang pernah diketahui, hanya menyebabkan kerugian pada makhluk hidup. Semua mutasi yang terjadi pada manusia mengakibatkan kelainan mental maupun fisik seperti mongolisme (Down’s Syndrome), albinisme (albino), dwarfisme(tubuh pendek), atau penyakit lain seperti kanker. Alasan lain mengapa mutasi mustahil menyebabkan makhluk hidup berevolusi adalah mutasi tidak menambahkan informasi genetis baru pada suatu organisme. Mutasi menyebabkan susunan informasi genetis yang telah ada menjadi berubah secara acak, mirip seperti mengocok kartu. Dengan kata lain, tidak ada informasi genetis baru yang dimunculkan oleh mutasi. Namun, teori evolusi menyatakan bahwa informasi genetis makhluk hidup bertambah seiring dengan waktu. Sebagai contoh, bakteri dengan struktur sangat sederhana tersusun atas 2.000 jenis protein yang berbeda, sedangkan manusia memiliki 100.000 jenis protein. Tepatnya 98.000 protein baru harus “didapatkan” agar sebuah bakteri berevolusi menjadi manusia. Jadi, protein-protein ini tidak mungkin terbentuk melalui mutasi, sebab mutasi tidak dapat menambahkan apa pun pada rantai DNA. Tidak mengherankan jika sejauh ini tak pernah diamati satu mutasi pun yang mampu memperbaiki informasi genetis dari suatu bentuk kehidupan mana pun.
9. Jika kita meneliti lapisan-lapisan bumi, kita akan melihat bahwa kehidupan di bumi muncul secara tiba-tiba. Banyak spesies makhluk hidup yang berbeda muncul secara tiba-tiba dan dalam keadaan telah lengkap pada zaman Kambrium. Penemuan ini adalah bukti meyakinkan adanya penciptaan. Lapisan bumi paling bawah yang masih menyimpan fosil-fosil makhluk hidup kompleks adalah L Kambrium”, yang diperkirakan berumur 520 hingga 530 juta tahun. Fosil-fosil yang digali dari “Lapisan bebatuan zaman Kambrium berasal dari jenis hewan kompleks tak bertulang belakang seperti siput, trilobita, bunga karang, cacing, ubur-ubur, bintang laut, udang-udangan dan lili laut. Yang paling menarik, semua spesies yang berbeda ini muncul secara tiba-tiba tanpa makhluk hidup apa pun yang mendahuluinya, dan hal ini menjelaskan bahwa penciptaanlah yang menjadikannya ada dan itu adalah karya yang tidak mampu diselami oleh akal pikir manusia dan hal tersebut menyatakan betapa terbatasnya manusia untuk mengukur kecerdasan Sang Pencipta.
10. Ikan dan amfibi muncul di bumi secara tiba-tiba dan tanpa nenek moyang apa pun. Evolusionis tidak dapat menjelaskan asal-usul kedua kelompok makhluk hidup ini. Evolusionis beranggapan bahwa invertebrata laut yang ditemukan pada lapisan Kambrium E menjadi ikan dalam waktu puluhan juta tahun. Akan tetapi, tidak ditemukan satu pun mata rantai peralihan yang menunjukkan evolusi pernah terjadi di antara jenis invertebrata dan ikan ini. Invertebrata, atau hewan tak bertulang belakang, memiliki jaringan keras di luar tubuh mereka dan tidak memiliki rangka dalam. Sebaliknya, ikan memiliki tulang, yakni jaringan keras di dalam tubuh mereka. Dengan demikian, evolusi invertebrata menjadi ikan adalah sebuah perubahan sangat besar yang seharusnya telah meninggalkan bentuk-bentuk mata rantai peralihan yang menghubungkan kedua kelompok hewan ini. Evolusionis telah menggali lapisan-lapisan fosil selama ratusan tahun untuk mencari bentuk-bentuk yang diduga ada tersebut. Mereka telah menemukan jutaan fosil invertebrata dan jutaan fosil ikan; tapi tak seorang pun pernah menemukan satu bentuk pertengahan di antara keduanya.Tak satu fosil pun yang menunjukkan makhluk separuh ikan separuh amfibi pernah ada dan dengan kata lain, Tuhan telah menciptakan mereka masing-masing dalam bentuk yang sudah sempurna.
11. Evolusionis mempunyai fosil ikan yang mereka yakini sebagai “nenek moyang hewan-hewan darat” ( Ikan Coelacanth ). Namun, perkembangan ilmu pengetahuan meruntuhkan seluruh pernyataan evolusionis tentang ikan ini. Ketiadaan fosil bentuk peralihan antara ikan dan amfibi adalah fakta yang juga diakui oleh para evolusionis hingga kini. Namun, sampai puluhan tahun yang lalu, fosil ikan yang disebut Coelacanth diterima sebagai bentuk peralihan antara ikan dan hewan darat. Evolusionis menyatakan bahwa coelacanth, yang diperkirakan berumur 410 juta tahun, adalah bentuk peralihan yang memiliki paru-paru primitif, otak yang telah berkembang, sistem pencernaan dan peredaran darah yang siap untuk berfungsi di darat, dan bahkan mekanisme berjalan yang primitif. Penafsiran evolusi ini diterima sebagai kebenaran yang tak perlu diperdebatkan lagi di dunia ilmiah hingga akhir tahun 1930-an. Namun, pada tanggal 22 Desember 1938, penemuan yang sangat menarik terjadi di Samudera Hindia. Seekor ikan dari famili Coelacanth, yang sebelumnya diajukan sebagai bentuk peralihan yang telah punah 70 juta tahun yang lalu, berhasil ditangkap hidup-hidup! Tak diragukan lagi, penemuan ikan Coelacanth “hidup” ini memberikan pukulan hebat bagi para evolusionis. Pada tahun-tahun berikutnya, 200 ekor Coelacanth berhasil ditangkap di berbagai tempat berbeda di seluruh dunia. Keberadaan Coelacanth yang masih hidup mengungkapkan sejauh mana evolusionis dapat mengarang skenario khayalan mereka. Bertentangan dengan pernyataan mereka, Coelacanth ternyata tidak memiliki paru-paru primitif dan tidak pula otak yang besar. Organ yang dianggap oleh peneliti evolusionis sebagai paru-paru primitif ternyata hanyalah kantung lemak.Terlebih lagi, Coelacanth, yang dikatakan sebagai “calon reptil yang sedang bersiap meninggalkan lautan untuk menuju daratan”, pada kenyataannya adalah ikan yang hidup di dasar samudra dan tidak pernah mendekati rentang kedalaman 180 meter dari permukaan laut.
12. Teori evolusi juga tidak mampu menjelaskan asal-usul reptil dan reptil adalah hewan berdarah dingin, yang berarti mereka tidak dapat menghasilkan panas tubuh sendiri. Itulah sebabnya mengapa mereka membutuhkan sinar matahari langsung untuk menghangatkan tubuh. Mereka berkembang biak dengan cara bertelur. Evolusionis tidak dapat menjelaskan bagaimana reptil muncul pertama kali menjadi ada. Jawaban umum yang diberikan evolusionis atas permasalahan ini adalah reptil berevolusi dari amfibi. Namun, tidak ada satu bukti pun yang membenarkan hal ini. Sebaliknya, penelitian terhadap amfibi dan reptil menunjukkan terdapat perbedaan fisiologis yang sangat besar antara kedua kelompok hewan tersebut, dan binatang separuh reptil separuh amfibi tidak mungkin dapat hidup. Tidak mengherankan jika binatang seperti ini tidak pernah ditemukan dalam catatan fosil.
13. Evolusionis membuat pernyataan bahwa burung berevolusi dari reptil. Ketika diteliti struktur kedua kelas makhluk hidup ini, maka diketahui pernyataan ini sama sekali tidak ilmiah. Evolusionis menyatakan bahwa burung berevolusi dari reptil dinosaurus berukuran kecil. Namun, setelah burung dan reptil dibandingkan, diketahui kedua kelas makhluk hidup ini sangatlah berbeda satu dari yang lain, dan evolusi apa pun tidak mungkin terjadi di antara keduanya. Terdapat banyak perbedaan struktural antara burung dan reptil. Salah satu yang terpenting adalah struktur rangka mereka. Dinosaurus, yang menurut evolusionis dikatakan sebagai nenek moyang burung, memiliki rangka besar dan padat dikarenakan struktur mereka yang kokoh. Sedangkan burung yang masih hidup dan yang telah punah memiliki rangka berongga dan, karenanya, sangat ringan. Struktur rangka ringan ini sangatlah penting bagi penerbangan burung. Perbedaan penting lain antara burung dan reptil adalah struktur metabolisme mereka. Reptil memiliki laju metabolisme paling lambat di antara makhluk hidup lainnya, sedangkan pada burung malah paling cepat. Sebagai contoh, panas tubuh seekor burung gereja dapat mencapai 48°C karena metabolismenya yang cepat. Sebaliknya, reptil tidak mampu menghasilkan panas tubuh mereka sendiri dan, sebagai gantinya, berjemur di bawah sinar matahari. Reptil adalah hewan pengguna energi paling sedikit di alam, sedangkan burung adalah binatang pemakai energi terbesar. Sistem respirasi burung juga sangat berbeda dengan reptil. Reptil dan mamalia memasukkan udara ke dalam paru-paru mereka melalui trakea dan kemudian mengeluarkannya melalui saluran yang sama. Akan tetapi pada burung, udara mengalir satu arah melalui saluran-saluran paru-paru mereka; dengan kata lain udara masuk dari satu pintu dan keluar melalui pintu yang lain. Berkat sistem pernapasan yang tak dijumpai pada hewan kelas lain ini, burung mampu menggunakan udara dengan sangat efisien. Sistem ini memungkinkan mereka untuk terbang pada ketinggian 8.000 meter sekalipun, di mana jumlah oksigen sangatlah sedikit. Ciri lain yang menjadi tembok pemisah antara burung dan reptil adalah bulu, struktur yang hanya terdapat pada burung. Tubuh reptil tertutupi sisik, sementara burung tertutup oleh bulu. Singkatnya, perbedaan yang banyak antara burung dan reptil dengan telak mematahkan pendapat evolusionis bahwa reptil berevolusi secara bertahap dan perlahan menjadi burung. Burung dan reptil adalah dua kelas hewan yang telah Tuhan ciptakan dalam keadaan sangat berbeda satu dari yang lain.
14. Asal usul mamalia, mamalia muncul di bumi secara tiba-tiba tanpa nenek moyang apapun. Bahkan, para evolusionis tidak memiliki penjelasan atas asal-usul kelompok mamalia yang berbeda-beda. Teori evolusi mengemukakan bahwa sejumlah makhluk yang diduga pernah ada, keluar dari laut dan merubah diri mereka menjadi reptil, dan burung terbentuk dari evolusi reptil-reptil tersebut. Menurut skenario yang sama, reptil bukan saja menjadi nenek moyang burung, tetapi juga mamalia. Namun, terdapat jurang pemisah yang besar antara reptil dan mamalia dilihat dari struktur tubuh keduanya. Di satu pihak reptil bersisik, berdarah dingin dan berkembang biak dengan bertelur. Sedangkan di pihak lain, tubuh mamalia tertutup rambut, berdarah panas, dan berkembang biak dengan melahirkan anaknya. Satu contoh yang memisahkan reptil dengan mamalia adalah struktur rahang mereka. Rahang bawah mamalia terdiri dari hanya satu tulang rahang bawah dan gigi-gigi terletak pada tulang ini. Sedangkan pada reptil terdapat tiga tulang kecil pada kedua sisi rahang bawahnya. Satu perbedaan mendasar lainnya adalah semua mamalia memiliki tiga tulang di dalam telinga bagian tengahnya (yakni martil, landasan dan sanggurdi). Semua reptil hanya memiliki satu tulang di dalam telinga bagian tengahnya. Evolusionis menyatakan bahwa rahang dan telinga bagian tengah reptil berevolusi secara bertahap menjadi rahang dan telinga mamalia. Akan tetapi bagaimana perubahan ini terjadi masih merupakan pertanyaan yang tak terjawab. Khususnya, pertanyaan tentang bagaimana telinga dengan satu tulang berevolusi menjadi telinga dengan tiga tulang, dan bagaimana proses mendengar tetap berfungsi selama perubahan tersebut berlangsung, tidak pernah dapat dijelaskan. Tidaklah mengherankan jika tak satu pun fosil yang menghubungkan reptil dengan mamalia pernah ditemukan.
15. Skenario “pohon kekerabatan manusia” telah terbantahkan oleh bukti-bukti fosil. Sekarang telah diketahui bahwa spesies-spesies yang dinyatakan sebagai nenek moyang satu sama lain sebenarnya hanyalah ras-ras berbeda yang hidup di masa yang sama. kenario “evolusi manusia” ternyata sama sekali rekaan. Agar pohon kekerabatan semacam ini ada, evolusi perlahan dan bertahap dari kera ke manusia haruslah terjadi dan catatan fosil dari proses ini haruslah pernah ada. Tetapi, terdapat jurang sangat lebar yang memisahkan kera dari manusia. Struktur rangka, volume otak, dan ciri lain seperti berjalan tegak atau membungkuk rendah ke depan adalah hal- hal yang membedakan manusia dari kera. Penemuan penting lain yang membuktikan pohon kekerabatan seperti ini tidaklah mungkin terjadi di antara spesies-spesies yang berbeda ini adalah kenyataan bahwa spesies yang dinyatakan sebagai nenek moyang bagi spesies yang lain ternyata hidup pada saat yang bersamaan. Jika, sebagaimana pernyataan evolusionis, Australopithecines berubah menjadi Homo Habilis dan bila mereka pada gilirannya berubah menjadi Homo Erectus, maka zaman di mana mereka hidup sudah seharusnya saling berurutan.
KESIMPULAN.
Dari beberapa kritik di atas sudah mengungkapkan dengan sangat jelas, bahwa Teori Evolusi adalah suatu teori kebohongan dengan mengatasnamakan penelitian ilmiah. Menurut saya, Teori Evolusi adalah suatu karya kaki tangan Iblis yang mau menyerong kebenaran penciptaan yang dilakukan Tuhan atas keseluruhan semesta. Teori Evolusi ini adalah bagian dari rencana Iblis yang sangat merusak pola pikir manusia yang mau mempercayainya, beberapa contoh pemimpin dunia yang penuh dengan pengaruh evolusi di antaranya adalah Josep Stalin ( pemimpin Uni Soviet / sekarang Rusia ), tadinya ia masuk seminari di Tbilisi, namun kemudian ia tidak percaya kepada Tuhan setelah membaca buku asal – usul spesies karya Charles Darwin, dan ia akhirnya menjadikan negara komunis Soviet kala itu dengan gelar manusia baja karena kekejamannya, dan tokoh yang lain lagi adalah Adolf Hitler, seorang pemimpin Nazi yang terkenal dengan kekejamannya dan ia terinspirasi dengan teori Darwin dan menjadikannya seorang yang tidak takut Tuhan dan terinspirasi untuk mempertahankan hidup dengan pertarungan serta menghalalkan segala cara, serta melakukan genosida terhadap ras tertentu, tokoh yang lain juga bernama Benito Mussolini dari Italia. Saya katakan sekali lagi bahwa Teori Evolusi adalah buah karya kesesatan yang menggiring manusia untuk tidak mempercayai Tuhan. Segala sesuatu yang tidak sesuai dengan firman Tuhan adalah wajib ditolak kehadirannya karena hal itu adalah pekerjaan Iblis. Iblis melakukan berbagai tipu muslihat di setiap bidang kehidupan manusia, untuk itulah kita sebagai orang – orang percaya harus berpegang teguh atas dasar kebenaran firman Tuhan dan menjadikan Tuhan segala-galanya dalam kehidupan ini serta ilmu pengetahuan yang kita miliki adalah untuk mempermuliakan Tuhan dan jangan pernah bersahabat dengan dunia ini karena hal itu menjadikan permusuhan dengan Tuhan. Sebagai orang percaya, kita harus berdiri atas kebenaran dan tidak kompromi dengan dosa dan selalu menjadi berkat bagi orang lain, bukan menjadi lilin kecil, tetapi menjadi obor penerang dan penerobos bagi pemulihan dalam segala aspek kehidupan dan menggarami dunia ini agar kehidupan anak-anak Tuhan tidak menjadi busuk serta tetap menjadi terang karena firman Tuhan yang menerangi langkah kita dan berbuah-buah demi kemuliaan Tuhan. HalleluYah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar