Jumat, 01 November 2013

“ HIKMAT “ TIANG PENYANGGAMU DALAM TAKUT AKAN TUHAN

“ HIKMAT “ TIANG PENYANGGAMU DALAM TAKUT AKAN TUHAN 
( By David Yehuda, Interdenomination Mission School )

Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. 
( Yak 3:17 )

1. MURNI ( bebas dari kecemaran )
Karakteristik pertama dari hikmat adalah kemurnian~kemurnian moral dan motif. Hikmat menjaga kita agar murni secara moral. MEREKA YANG TIDAK MEMILIKI HIKMAT JATUH KE DALAM PERANGKAP ( AMSAL 7:4-27 ). Hikmat juga menghasilkan motif-motif yang murni serta menghargai Tuhan lebih utama serta menghargai orang lain terlebih dahulu.

2. PENDAMAI ( berdamai dengan Tuhan, manusia dan diri sendiri )
Seorang manusia memiliki damai tatkala hatinya bulat bersatu ( Mzm 86:11 ), jika kesetiaannya terbagi-bagi, ia tidak memiliki damai sejahtera. Orang yang melayani dua tuan adalah tidak bijaksana / tidak berhikmat ( Mat 6:24, Yak 1:8, 4:8, Why 3:15 ). Hikmat memberi kita hati yang tidak terpecah-pecah dan karena itu memiliki kedamaian. Bila kita berdamai dengan Tuhan dan dengan diri sendiri, maka kita mampu berdamai dengan orang lain. Kemarahan dan argument yang yang membawa kepada perdebatan yang tidak menguntungkan adalah bukan berasal dari hikmat.

3. PERAMAH ( kelogisan yang menyenangkan )
Seseorang yang berhikmat adalah mau mendengarkan orang lain dan rela melihat sudut pandang orang lain. Hikmat itu tidak berlebih-lebihan dan tidak berbelit-belit terhadap orang lain serta hikmat juga mengijinkan keberagaman sudut pandang sehingga tidak menjadikan seseorang sombong.

4. PENURUT ( memiliki rasa penundukan diri dan rendah hati untuk mengalah )
Ini adalah suatu hal yang luar biasa yang terampil membawa kepada saat terbaik untuk berserah. Hikmat itu memberitahukan kepada kita kapan kita harus bertindak tegas dan kapan kita harus bersikap sederhana di dalam menyikapi suatu permasalahan yang mengajarkan kepada suatu kedewasaan. Hikmat juga mengajarkan kita untuk memberikan keputusan yang tepat karena hikmat membawa kesabaran karena hikmat yang dari Tuhan menjauhkan kita dari keegoisan yang menghancurkan kita.

5. PENUH BELAS KASIHAN DAN BUAH-BUAH YANG BAIK
Belas kasihan Tuhan lebih tinggi dari belas kasihan manusia. Belas kasih ilahi mengasihani orang-orang yang berada dalam kesulitan, sekalipun kesulitan itu akibat ulah manusia itu sendiri. Ini belas kasihan yang Tuhan sudah tunjukkan kepada kita melalui pengorbanan-Nya, dan Ia mengharapkan kita juga memiliki belas kasihan yang tanpa menunjukkan sikap “ aku kan sudah memberitahukannya kepadamu / tu kan…aku sudah mengingatkan..” ( sikap yang secara tidak langsung merupakan penyalahan terhadap orang lain dan ini bukan suatu belas kasihan ). Kita tidak perlu membangkit-bangkitkan kesalahan yang sudah-sudah ataupun kegagalan masa lalu dan tidak perlu mengingatkan orang lain akan dosa-dosa masa lalunya karena Tuhan sudah mengampuni atas belas kasihannya kepada kita. Lebih baik kita bersikap dewasa dan penuh hikmat dan dengan takut akan Tuhan kita jangkau mereka yang terjatuh dan berusaha mengumpulkan serpihan-serpihan yang masih bisa dikumpulkan untuk dibawa kepada Tuhan dan Tuhan akan membentuknya menjadi bejana yang baru untuk kemuliaan-Nya.

6. TIDAK MEMIHAK ( tidak pilih kasih )
Perasaan-perasaan kita sangatlah pilih kasih dan hal ini bukanlah hikmat. Ishak dan Ribka sebagai contoh dari pilih kasih di Alkitab, Ishak mengasihi Esau dan Ribka mengasihi Yakub. Pilih kasih Ribka mengajarkan anak kesayangannya untuk menipu dan pilih kasih adalah kasih yang duniawi. Jadi milikilah kasih yang tidak memiliki keberpihakkan yang menonjol, melainkan milikilah kasih yang tidak pilih kasih karena kasih yang tidak pilih-pilih menjadikan keadilan dan keadilan bersumber dari hikmat dan hikmat tersebut dari Tuhan dan Tuhan tidak pernah mengajarkan kita untuk pilih kasih.

7. TIDAK MUNAFIK ( asli dan bukan gadungan )
Hikmat sejati menghasilkan keaslian. Seorang yang munafik adalah seorang yang gadungan alias tidak asli karena tidak memiliki hikmat. Ia mengakui begini-begitu, namun ternyata di dalamnya adalah lain. Kemunafikan adalah kejahatan dan kekerasan hati dan itu menghancurkan hubungan seseorang dengan lainnya. Tatkala hikmat sejati, hikmat yang dari Tuhan menembus jiwa seseorang, ia akan melihat kepada dirinya sendiri dengan jelas dan dibersihkan dari roh yang suka menghakimi sehingga dia tidak lagi mencari-cari kesalahan orang lain karena dia juga bisa melakukan kesalahan yang sama dan mungkin saja bisa lebih buruk dari apa yang orang lain lakukan.

HalleluYah…., sahabat semuanya yang dikasihi Tuhan, mari kita berusaha untuk memiliki hikmat yang daripada Tuhan untuk menjadikan hidup kita lebih baik dan menjadi berkat bagi orang lain di dalam kita menjalani setiap aktivitas maupun di dalam kita bersosialisasi maupun berinteraksi dengan orang lain di dalam kehidupan kita bermasyarakat. Milikilah rasa takut akan Tuhan dan milikilah hubungan yang intim dengan Tuhan melalui persekutuan maupun doa-doa pribadi saudara serta penuhilah hidup kita dengan kasih yang dari Tuhan sehingga hikmat yang dari Tuhan memberi dampak yang baik dalam hidup kita serta tetap menjadi berkat bagi orang lain di manapun kita berada. Damai sejahtera Tuhan bersama kita, Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar