Jumat, 01 November 2013

" JAWABAN ATAS KERAGUAN ORG2 YG BELUM PERCAYA TERHADAP SAHIHNYA ALKITAB "

" JAWABAN ATAS KERAGUAN ORG2 YG BELUM PERCAYA TERHADAP SAHIHNYA ALKITAB "

'' ini adalah salah satu pertanyaan yg sering diajukan untuk mendiskreditkan kebenaran yg sahih, ~'Jika Adam dan Hawa merupakan orang-orang pertama di planet ini, lalu bagaimana populasi kemudian berkembang tanpa adanya hubungan antara saudara sekandung (incest)? Bukankah Alkitab menyatakan bahwa incest adalah buruk…?~

Orang-orang yang tidak percaya telah memakai isteri Kain berulang kali untuk mendiskreditkan keberadaan Kitab Kejadian sebagai rekaman sejarah yang sejati. Yang menyedihkan, kebanyakan orang Kristen belum dapat memberikan jawaban yang memadai terhadap pertanyaan ini. Akibatnya, dunia berpikir bahwa orang Kristen tidak dapat membela wibawa Skriptur (Ayat Suci) dan, juga, iman Kristen.
Sebagai contoh, pada persidangan bersejarah Scopes di Tennessee tahun 1925, William Jennings Bryan, sang jaksa penuntut yang memihak kepada iman Kristen, gagal untuk menjawab pertanyaan tentang isteri Kain yang diajukan oleh pengacara anti-Kristen ACLU yang lantang, Clarence Darrow.
Dunia pers terarah pada persidangan ini, dan apa yang mereka dengar telah mempengaruhi Kekristenan hingga hari ini—Orang Kristen dipandang tidak dapat membela isi Alkitab. Kaum skeptik kemudian membuat kesimpulan yang secara logis keliru dalam menyimpulkan bahwa rekaman Alkitab tak dapat dipertahankan!
Carl Sagan yang atheist menggunakan pertanyaan yang sama ini dalam bukunya Contact (yang masuk dalam daftar penjualan terlaris di The New York Times), dan film Contact, yang berdasarkan buku Sagan, juga menggunakan itu.
Dalam buku tersebut, karakter rekaan Ellie tidak dapat memperoleh jawaban tentang isteri Kain, dan juga pertanyaan-pertanyaan lainnya, dari seorang isteri pendeta, yang merupakan pemimpin kelompok diskusi gereja.
Sagan secara cerdik menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang biasa—seperti "Siapakah isteri Kain?"—pertanyaan-pertanyaan yang acap kali ditujukan pada orang Kristen sebagai usaha untuk membuktikan bahwa Alkitab tak dapat dipertahankan.
Sedihnya, kebanyakan Orang Kristen mungkin tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini! Sekalipun, jawaban-jawaban itu tersedia. Namun, karena kebanyakan gereja tidak memiliki cukup pengajaran tentang apologetik, khususnya mengenai Kitab Kejadian, kebanyakan orang-orang percaya di dalam gereja itu tidak "selalu siap untuk memberikan jawaban kepada setiap orang yang bertanya pada kamu mengenai harapan yang kamu miliki" (1 Petrus 3:15).
Mengapa ini Penting?
Banyak kaum skeptik menyatakan bahwa, agar Kain mendapatkan seorang isteri, haruslah ada “bangsa” manusia lain di bumi yang bukan merupakan turunan Adam dan Hawa. Bagi banyak orang, pertanyaan ini merupakan batu sandungan dalam menerima kisah penciptaan dalam kitab Kejadian dan catatannya mengenai hanya satu lelaki dan perempuan pada permulaan sejarah—sebuah catatan dimana banyak doktrin-doktrin Perjanjian Lama dan Baru bergantung.
Para pembela kabar baik harus dapat memperlihatkan bahwa semua manusia adalah keturunan dari satu lelaki dan satu perempuan (Adam dan Hawa)—karena hanya orang-orang yang merupakan turunan Adam dan Hawa yang dapat diselamatkan. Jadi, para orang percaya perlu untuk dapat menjelaskan isteri Kain dan menunjukkan dengan jelas bahwa ia adalah keturunan Adam dan Hawa. (Ayat Alkitab yang berhubungan Kejadian 4:1-5:5.)
Sebelum kita menjawab pertanyaan ini, kita akan pertama-tama menunjukkan bagaimana pentingnya ini terhadap makna kabar baik.

Manusia Pertama
Sebab itu, sekalipun lewat satu orang dosa masuk ke dalam dunia, dan dosa menimbulkan maut, demikianlah maut menjalar pada seluruh umat manusia, sebab semua orang telah berdosa. (Roma 5:12).
Kita membaca dalam 1 Korintus 15:45 bahwa Adam adalah “manusia pertama.” Tuhan tidak memulai dengan membuat satu kelompok manusia.
Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa hanya Adam yang dapat diselamatkan. Roma 5 mengajarkan bahwa kita berdosa karena Adam berdosa. Hukuman mati, yang diterima Adam sebagai penghakiman akan dosa ketidakpatuhannya, juga diberlakukan kepada semua keturunannya.
Karena Adam adalah pemimpin bangsa manusia ketika ia “jatuh,” kita yang merupakan keturunan Adam juga “jatuh.” Sehingga, kita semua terpisahkan dari Tuhan. Konsekuensi terakhir dari dosa adalah perpisahan dengan Tuhan dalam keberadaan kita yang berdosa selamanya. Namun, kabar gembiranya adalah adanya jalan bagi kita untuk kembali kepada Tuhan!
Karena manusia membawa dosa dan maut kedalam dunia, semua keturunan Adam butuh Manusia yang tak berdosa untuk membayarkan hukuman bagi dosa dan kematian. Walau bagaimanapun, Alkitab mengajarkan bahwa “semua telah berdosa” (Roma 3:23). Apakah pemecahannya?

Adam yang Terakhir
Tuhan menyediakan pemecahannya—sebuah jalan yang mengantarkan manusia dari kemalangannya. Paulus menjelaskan dalam 1 Korintus 15 bahwa Tuhan memberikan Adam yang lain! Anak Allah mengambil bentuk manusia dalam keberadaan IlahiNya, menjadi Tuhan-manusia—Yesus Kristus. Dalam kemanusiaannya Dia adalah keturunan Adam (lewat Nuh, Abraham dan David)—Ia karenanya menjadi saudara kita! Dia disebut “Adam yang terakhir” (1 Korintus 15:45), karena Dia menggantikan tempat Adam yang pertama. Dia menjadi pemimpin baru dan, karena Dia tak berdosa, Dia sanggup membayarkan upah dosa:
Sebab oleh satu orang datanglah maut, oleh satu orang datang pula kebangkitan bagi orang mati. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus (1 Korintus 15:21-22).
Kristus mengalami kematian (hukuman dosa) di salib, mencurahkan darahNya ("tanpa curahan darahNya takkan ada pengampunan" Ibrani 9:22) agar siapapun yang menyesali dosa ketidakpatuhan mereka dan yang menaruh kepercayaan dalam pekerjaanNya di kayu salib dapat dipersatukan kembali dengan Allah.
Oleh sebab Alkitab mengatakan semua manusia adalah pendosa, kecuali Allah-Manusia Yesus, dan kita semua berhubungan ("Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa untuk mendiami seluruh muka bumi" Kisah Rasul-rasul 17:26), kabar baik memiliki arti hanya bila berdasarkan bahwa semua manusia yang hidup dan yang pernah hidup adalah keturunan dari manusia pertama Adam. Bila tidak, maka kabar baik tak dapat dijelaskan ataupun dipertahankan.
Kitab Ibrani menegaskan bagaimana Yesus menerima beban sebagai manusia untuk menyelamatkan umat manusia (Ibrani 2:11-18).
Karenanya, hanya keturunan manusia pertama Adam yang dapat diselamatkan.
Semua Bersaudara
Jadi, hanya ada satu manusia pada mulanya—terbuat dari tanah di bumi (Kejadian 2:7).
Ini juga serarti bahwa isteri Kain adalah keturunan dari Adam. Ia tidak mungkin datang dari “bangsa” manusia lain dan pasti merupakan salah satu dari keturunan-keturunan Adam.

Perempuan Pertama
Dalam Kejadian 3:20 kita membaca,"Adam menamakan isterinya Hawa; karena perempuan itu menjadi ibu seluruh umat manusia . Dengan kata lain, semua orang adalah keturunan dari Adam dan Hawa—ia adalah perempuan pertama.
Hawa terbuat dari tulang rusuk Adam (Kejadian 2:21-24)—ini merupakan kejadian yang unik. Yesus (Matius 19:4-6) dan Paulus (Efesus 5:31) mempergunakan kejadian bersejarah dan hanya terjadi sekali ini sebagai dasar pengajaran bagi perkawinan antara seorang lelaki dan seorang perempuan.
Juga, dalam Kejadian 2:20, kita diberitahu bahwa ketika Adam melihat kepada binatang-binatang, ia tidak dapat menemukan pasangannya—tak ada satupun dari kaumnya.
Semua ini menjelaskan bahwa hanya ada satu perempuan, isteri Adam, pada mulanya. Tak pernah ada perempuan lain disekitarnya yang bukan merupakan keturunan-keturunan Hawa.
Bila orang Kristen tidak dapat mempertahankan bahwa semua manusia (termasuk isteri Kain) dapat dilacak leluhurnya sampai ke Adam dan Hawa, maka bagaimana mereka dapat memahami dan menjelaskan kabar baik? Bagaimana mereka dapat membenarkan pengiriman misionaris ke setiap suku dan bangsa? Karena itu, orang harus dapat menjawab pertanyaan tentang isteri Kain, untuk memperlihatkan bahwa orang Kristen mampu mempertahankan kabar baik dan semua yang diajarkannya.
Saudara-saudara Lelaki dan Perempuan Kain
Kain adalah anak pertama Adam dan Hawa seperti yang dicatat dalam Skriptur (Kejadian 4:1). Saudara-saudara lelakinya, Habel (Kejadian 4:2) dan Set (Kejadian 4:25), adalah bagian dari generasi pertama dari anak-anak yang lahir di bumi ini.
Walau hanya ketiga anak lelaki ini yang disebut namanya, Adam dan Hawa memiliki anak-anak yang lain. Dalam Kejadian 5:4 sebuah pernyataan menyimpulkan kehidupan Adam dan Hawa—"Umur Adam, setelah memperanakkan Set, delapan ratus tahun, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan." Tidak dikatakan kapan mereka lahir. Banyak yang mungkin telah lahir dalam 130 tahun (Kejadian 5:3) sebelum Set lahir.
Alkitab tidak mengatakan kepada kita berapa banyak anak yang dilahirkan dari Adam dan Hawa. Namun, mempertimbangkan rentang kehidupan mereka yang panjang (Adam hidup selama 930 tahun—Kejadian 5:5), masuk akal bila menyatakan mereka ada banyak! Ingat, Mereka diperintahkan untuk "Beranakcuculah, dan bertambah banyak" (Kejadian 1:28).
Sang Isteri
Jika kita sekarang bekerja sepenuhnya dari Ayat Suci, tanpa adanya prasangka pribadi atau pemikiran-pemikiran di luar-Alkitabiah lainnya, maka kembali ke permulaan, ketika hanya ada generasi yang pertama, saudara- saudara lelaki harus menikahi saudara-saudara perempuan mereka atau takkan ada generasi-generasi berikutnya!
Kita tidak diberitahu kapan Kain menikah ataupun detail-detail tentang perkawinan dan anak-anak lainnya, tapi kita dapat mengatakan dengan yakin bahwa beberapa saudara lelaki harus menikahi saudara-saudara perempuan mereka pada awal sejarah manusia.
Keberatan-keberatan—Hukum-hukum Tuhan
Banyak orang serta merta menolak kesimpulan bahwa anak-anak lelaki dan perempuan Adam dan Hawa kawin satu sama lain dengan merujuk kepada hukum yang menentang perkawinan antar saudara lelaki-perempuan. Beberapa berkata bahwa kamu tidak dapat mengawini saudaramu. Sebenarnya, jika kamu tidak mengawini saudaramu, kamu tidak kawin dengan manusia! Seorang isteri memiliki pertalian dengan suaminya bahkan sebelum mereka menikah karena semua orang adalah keturunan Adam dan Hawa—semua adalah dari “satu darah.” Hukum yang melarang pernikahan antar kerabat dekat belum dinyatakan sampai ketika jamannya Musa (Imamat 18-20). Mengingat pernikahan adalah antara satu lelaki dengan satu perempuan untuk selamanya (berdasarkan Kejadian 1 dan 2), tak ada pelanggaran terhadap hukum Allah pada awalnya saat kerabat dekat (bahkan saudara-saudara lelaki dan perempuan) kawin satu sama lain.
Ingat bahwa Abraham menikahi saudara tirinya (Kejadian 20:12). Allah memberkati persekutuan ini untuk menghasilkan orang-orang Yahudi melalui Ishak dan Yakub. Itu tidak sampai sekitar 400 tahun kemudian dimana Allah memberikan Musa hukum-hukum yang melarang perkawinan seperti itu.
Kelainan-kelainan Biologis
Kini, saudara-saudara lelaki dan perempuan (juga saudara-saudara tiri lelaki dan perempuan, dsb.) tidak diijinkan oleh hukum untuk menikah karena anak-anak mereka memiliki resiko tinggi yang tak dapat diterima yaitu menjadi cacat. Semakin dekat kekerabatan orangtua, semakin mungkin keturunannya akan menjadi cacat.
Ada suatu alasan genetis yang kuat bagi hukum-hukum tersebut yang mudah untuk dipahami. Setiap orang memiliki dua set gen, ada sekitar 130,000 pasang yang menentukan bagaimana seseorang terbentuk dan berfungsi. Setiap orang mewarisi satu gen dari setiap pasang milik masing-masing orangtua. Sayangnya, gen-gen sekarang mengandung banyak kesalahan (karena dosa dan Kutukan), dan kesalahan-kesalahan ini muncul dalam berbagai bentuk. Sebagai contoh, beberapa orang membiarkan rambutnya tumbuh menutupi telinga mereka untuk menyembunyikan kenyataan bahwa satu telinga lebih rendah dari yang satunya—atau mungkin hidung seseorang terletak tidak benar-benar di tengah mukanya, atau rahang seseorang agak sedikit tidak berbentuk—dan sebagainya. Mari kita akui, alasan utama kita mengatakan normal kepada sesama adalah karena permufakatan umum kita untuk melakukan hal itu.
Semakin jauh kekerabatan orangtua, semakin mungkin mereka akan memiliki kesalahan-kesalahan berbeda dalam gen-gen mereka.Anak-anak, yang mewarisi satu set gen dari setiap orangtuanya, sepertinya akan berakhir dengan memiliki sepasang gen yang mengandung maksimum satu gen buruk dalam setiap pasangnya. Gen yang baik cenderung menolak yang buruk sehingga suatu kelainan (yang serius, tentu saja) tidak terjadi. Daripada memiliki telinga-telinga yang benar-benar cacat, misalnya, seseorang mungkin akan memiliki telinga yang tertekuk! (Secara keseluruhan, walaupun begitu, bangsa manusia pelan-pelan semakin memburuk sebagaimana kesalahan-kesalahan terhimpun sedikit demi sedikit, generasi ke generasi.)
Namun, semakin dekat hubungan kekerabatan dua orang, semakin mungkin mereka mendapatkan kesalahan-kesalahan yang sama dalam gen-gen mereka, karena semua itu diwarisi dari orangtua yang sama. Karena itu, seorang saudara lelaki dan seorang saudara perempuan sepertinya lebih mungkin memiliki kesalahan yang sama dalam gen mereka. Seorang anak hasil dari perpaduan hubungan saudara kandung seperti itu dapat mewarisi gen buruk yang sama pada sepasang gen yang sama dari keduanya, berakibat dua salinan buruk dari gen dan kerusakan yang serius.
Adam dan Hawa bukan sudah menghimpun kesalahan-kesalahan genetis. Saat kedua orang pertama diciptakan, secara fisik mereka sempurna. Apapun yang dibuat Tuhan adalah “sangat bagus” (Kejadian 1:31), sehingga gen-gen mereka juga sempurna—tanpa kesalahan! Namun, saat dosa memasuki dunia (karena Adam—Kejadian 3:6, Roma 5:12), Tuhan mengutuk dunia sehingga ciptaan yang sempurna itu kemudian mulai memburuk, yaitu dengan, menderita kematian dan kerusakan (Roma 8:22). Lebih dari ribuan tahun, generasi ini telah menghasilkan segala macam kesalahan-kesalahan genetik dalam mahluk hidup.
Kain adalah generasi anak-anak pertama yang lahir. Ia (sebagaimana juga saudara- saudara lelaki dan perempuannya) sebenarnya menerima tak satupun gen-gen tak sempurna dari Adam dan Hawa, karena akibat dari dosa dan Kutukan masih sangat sedikit pada mulanya (perlu waktu bagi salinan-salinan kesalahan ini untuk terhimpun). Dalam situasi itu, saudara lelaki dan saudara perempuan dapat menikah dengan persetujuan Allah, tanpa kemungkinan untuk menghasilkan keturunan yang cacat.
Pada saat Musa (beberapa ribu tahun kemudian), kesalahan-kesalahan yang semakin buruk kemudian akan bertambah dalam ras manusia hingga sampai tingkat tertentu dimana cukup sudah bagi Allah untuk melarang pernikahan saudara lelaki-saudara perempuan (dan kerabat dekat) (Imamat 18-20). (Juga, sudah ada banyak orang di muka bumi saat itu, dan tak ada alasan bagi kerabat dekat untuk menikah.)
Kain dan Tanah Nod
Beberapa menyatakan bahwa ayat dalam Kejadian 4:16-17 memiliki arti bahwa Kain pergi ke tanah Nod dan menemukan seorang isteri. Sehingga, mereka dapat menyimpulkan harus ada bangsa manusia lain di bumi, yang bukan merupakan keturunan Adam, yang menghasilkan isteri Kain.
Dan Kain pergi dari hadapan Tuhan, dan menetap di tanahNod, di sebelah timur Eden. Kemudian Kain bersetubuh dengan isterinya; dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Henokh: kemudian Kain mendirikan suatu kota, dan dinamainya kota itu, menurut nama anaknya, Henokh.
Dari yang telah disebutkan sebelumnya, sudah jelas bahwa semuamanusia, termasuk isteri Kain, adalah keturunan Adam. Bagaimanapun juga ayat ini tidak mengatakan bahwa Kain pergi ke tanah Nod dan menemukan isterinya.

John Calvin, mengomentari ayat-ayat ini, menyatakan:
Dari isi kita bisa menyimpulkan bahwa Kain, sebelum ia membunuh saudaranya, telah menikahi seorang perempuan; kalau tidak Musa sekarang telah menghubungkan sesuatu mengenai perkawinannya.
Kain telah menikah sebelum ia pergi ke tanah Nod. Ia tidak bertemu seorang isteri di sana, namun “bersetubuh” (melakukan hubungan seksual dengan isterinya.
Yang lain mendebat bahwa karena Kain medirikan sebuah “kota” di tanah Nod, pastilah sudah ada banyak orang di situ. Namun, kata Ibrani yang diterjemahkan sebagai “kota” tidak harus berarti apa yang kita perkirakan dari pengertian “kota” sekarang. Kata itu berarti sebuah "kota kecil yang dikelilingi dinding" atau suatu perkemahan yang dijaga. Bahkan seratus orang sudah cukup untuk “kota” semacam itu. Meskipun demikian, mungkin sudah ada banyak keturunan Adam di bumi pada saat kematian Habel.

Siapa yang ditakuti oleh Kain? (Kejadian 4:14)
Beberapa menegaskan bahwa pasti ada banyak orang di bumi selain keturunan Adam dan Hawa, kalau tidak Kain tidak perlu takut kepada orang yang ingin menghabisinya karena ia membunuh Habel.
Pertama, sebelum pemerintahan sipil diadakan untuk menghukum para pembunuh (Kejadian 9:6), seseorang akan memiliki keinginan untuk mencelakai Kain karena membunuh Habel hanya jika mereka memiliki hubungan dekat dengan Habel! Orang asing akan sulit peduli. Jadi orang-orang yang ditakuti Kain tidak mungkin orang-orang dari bangsa lain.
Kedua, Kain dan Habel lahir beberapa waktu lamanya sebelum kematian Habel. Kejadian 4:3 mencatat:
Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada Tuhan sebagai korban persembahan.
Perhatikan ungkapan "beberapa waktu lamanya." Kita tahu bahwa Set lahir ketika Adam berumur 130 tahun (Kejadian 5:3), dan Hawa melihatnya sebagai “pengganti” Habel (Kejadian 4:25). Karena itu, jaman sejak kelahiran Kain hingga kematian Habel mungkin ada 100 tahun atau lebih—memungkinkan banyak kesempatan bagi anak-anak Adam dan Hawa lainnya untuk menikah dan beranak- cucu. Pada saat Habel dibunuh, mungkin sudah ada sejumlah besar keturunan Adam dan Hawa, termasuk beberapa generasi.
Dari mana Teknologi Datang?
Beberapa menyatakan bahwa bagi Kain untuk pergi ke tanah Nod dan mendirikan suatu kota pastilah membutuhkan banyak teknologi yang harus sudah tersedia di tempat itu, yang mungkin dikembangkan oleh “bangsa-bangsa” lain.
Namun, keturunan Adam dan Hawa merupakan orang-orang yang amat berakal. Yubal membuat peralatan musik seperti kecapi dan seruling (Kejadian 4:21), dan Tubal-Kain bekerja dengan tembaga and besi (Kejadian 4:22).
Karena indoktrinasi evolusioner yang hebat, banyak orang sekarang berpikir bahwa generasi kita merupakan yang terpandai yang pernah ada di planet ini. Namun hanya karena kita memiliki pesawat jet dan komputer, bukan berarti bahwa kita adalah yang paling berakal. Teknologi modern berasal dari akumulasi ilmu pengetahuan. Kita bersandar pada mereka yang telah meninggal sebelum kita.
Otak kita telah menderita sejak 6,000 tahun (sejak Adam) karena Kutukan. Kita benar-benar merosot dibandingkan dengan orang-orang dari generasi-generasi lampau. Kita sekarang mungkin tidak memiliki sedikitpun kecerdasan maupun daya cita sebagaimana yang dimiliki anak-anak Adam dan Hawa. Ayat Suci memberikan kita penglihatan tentang apa yang terlihat sebagai penemuan besar dari abad permulaan.
Kesimpulan
Banyak orang Kristen tidak dapat menjawab pertanyaan tentang isteri Kain karena mereka terfokus pada dunia saat ini (dan permasalahan yang berhubungan dengan pernikahan antar kerabat dekat), dan tidak memahami secara jernih catatan bersejarah yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita.
Mereka berusaha untuk menterjemahkan Kejadian dari situasi kita sekarang, daripada memahami sejarah dunia yang sebenarnya secara alkitabiah dan perubahan-perubahan yang muncul karena dosa. Karena mereka tidak membangun pandangan dunia mereka berdasarkan Ayat Suci, mereka tersilaukan oleh jawaban-jawaban yang sederhana.
Kitab Kejadian adalah catatan tentang Tuhan yang berada disitu saat sejarah terjadi. Kitab Kejadian adalah sabda Dia yang mengetahui semuanya, dan yang merupakan saksi yang dapat dipercaya dari masa lalu. Jadi, ketika kita menggunakan Kejadian sebagai dasar untuk memahami sejarah, kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin merupakan misteri.

~Ini adalah BUKTI SEJARAH akan sahihnya Alkitab~

Peristiwa Alkitab yang paling terdokumentasi adalah air bah yang melanda seluruh bumi sebagaimana dikisahkan di Kejadian 6-9. Sejumlah dokumen Babel telah ditemukan yang menggambarkan kisah air bah yang serupa.

Daftar Raja Sumeria (digambarkan di sini), misalnya, mendaftarkan raja-raja yang memerintah untuk jangka waktu yang lama. Kemudian datanglah air bah besar. Setelah air bah, raja-raja Sumeria memerintah untuk jangka waktu yang jauh lebih singkat. Pola ini sama dengan yang ditemukan di Alkitab. Manusia memiliki periode hidup lebih lama sebelum air bah dan lebih singkat setelahnya. Tablet Epik Gilgamesh kesebelas mengisahkan tentang bahtera, binatang yang dibawa ke dalam bahtera, burung yang dikirim keluar selama masa air bah, bahtera yang terdampar di atas gunung dan korban yang dipersembahkan setelah bahtera tersebut mendarat.
Story of Adapa menceritakan adanya ujian bagi keabadian yang menyangkut makanan, serupa dengan kisah Adam dan Hawa di Taman Eden.
Tablet-tablet Sumeria mencatat kekacauan bahasa sebagaimana yang kita miliki dalam kisah Alkitab mengenai Menara Babel (Kejadian 11:1-9). Pernah ada suatu masa ketika semua manusia berbicara dengan bahasa yang sama. Bahasa kemudian dikacaukan oleh dewa Enki, penguasa kebijaksanaan. Orang-orang Babel memiliki kisah serupa dimana dewa-dewa menghancurkan sebuah menara kuil dan 'menceraiberaikan mereka keluar dan membuat aneh ucapan mereka."
Contoh-contoh lain konfirmasi di luar Alkitab mengenai peristiwa Alkitab:
• Perang melawan Israel oleh Firaun Sisak (1 Raja-raja 14:25-26), dicatat di dinding Kuil Amun di Thebes, Mesir.
• Pemberontakan Moab melawan Israel (2 Raja-raja 1:1; 3:4-27), dicatat di Inskripsi Mesha.
• Kejatuhan Samaria (2 Raja-raja 17:3-6, 24 ; 18:9-11) ke tangan Sargon II, Raja Asyur, sebagaimana dicatat di dinding istananya.
• Jatuhnya Asdod oleh Sargon II (Yesaya 20:1), sebagaimana dicatat pada dinding istananya.
• Penyerbuan Sanherib raja Asyur terhadap Yehuda (2 Raja-raja 18:13-16), sebagaimana dicatat pada Prisma Taylor.
• Pengepungan Lakhis oleh Sanherib (2 Raja-raja 18:14, 17 ), sebagaimana dicatat pada prasasti Lakhis.
• Pembunuhan Sanherib oleh anaknya sendiri (2 Raja-raja 19:37), sebagaimana dicatat pada catatan kerajaan anaknya Esarhadon.
• Kejatuhan Niniwe sebagaimana dinubuatkan oleh nabi Nahum dan Zefanya (2:13-15), dicatat pada Tablet Nabopolasar.
• Kejatuhan Yerusalem oleh Nebukadnezar, raja Babel (2 Raja-raja 24:10-14), sebagaimana dicatat pada Tarikh Sejarah Babel.
• Ditawannya Yoyakhin, raja Yehuda, di Babel (2 Raja-raja 24:15-16), sebagaimana dicatat pada Catatan Tawanan Babel.
• Kejatuhan Babel pada Media dan Persia (Daniel 5:30-31), sebagaimana dicatat pada Silinder Koresh.
• Pembebasan tawanan di Babel oleh Koresh (Ezra 1:1-4; 6:3-4), sebagaimana dicatat pada Silinder Koresh.
• Eksistensi Yesus sebagaimana dicatat oleh Josephus, Suetonius, Thallus, Pliny the Younger, Talmud dan Lucian.
• Pemaksaan orang-orang Yahudi untuk meninggalkan Roma selama masa pemerintahan Claudius (41-54 M) (Kis. 18:2), sebagaimana dicatat oleh Suetonius.

~Penemuan Arkeologi yang menyatakan absolutnya Alkitab~
Berbagai penemuan arkeologi sejak pertengahan tahun 1800-an telah menunjukkan ketepatan dan masuk akalnya kisah-kisah Alkitab. Berikut ini adalah beberapa contohnya:

• Penemuan arsip Ebla di Siria Utara tahun 1970-an menunjukkan bahwa tulisan-tulisan Alkitab mengenai kehidupan para bapa leluhur Israel yang pertama masuk akal. Dokumen-dokumen yang ditulis di tablet-tablet tanah liat yang berasal dari masa sekitar 2300 sM menunjukkan bahwa nama-nama pribadi dan tempat yang tercantum dalam kisah para bapa leluhur tersebut sungguh-sungguh nyata. Nama “Kanaan” digunakan di Ebla, sebuah nama yang sebelumnya dianggap oleh para pengkritik tidak digunakan pada masa itu dan digunakan secara tidak tepat di pasal-pasal pertama Alkitab. Kata “tehom” (“samudera raya”) di Kejadian 1:2 yang sebelumnya dianggap berasal dari periode yang lebih kemudian dan membuat para pengkritik mengatakan bahwa kisah penciptaan ditulis jauh di kemudian hari, ternyata merupakan salah satu kata yang dipakai di Ebla, 800 tahun sebelum Musa. Kebiasaan kuno yang terungkap dalam kisah-kisah para bapa leluhur juga ditemukan dalam tablet-tablet tanah liat dari Nuzi dan Mari.
• Orang-orang Hitit pernah dianggap sebagai legenda Alkitab belaka, sampai ditemukannya ibukota dan catatan-catatan mengenai mereka di Bogazkoy, Turki. Banyak orang menganggap ayat-ayat Alkitab yang berbicara mengenai kekayaan Salomo terlalu dilebih-lebihkan. Catatan-catatan masa kuno yang ditemukan menunjukkan bahwa kekayaan pada masa kuno terpusat pada raja dan kekayaan Salomo sepenuhnya masuk akal. Pernah juga dinyatakan bahwa tidak ada raja Siria yang bernama Sargon yang tercatat di Yesaya 20:1, karena nama tersebut tidak pernah dikenal di catatan sejarah manapun. Namun kemudian, istana Sargon ditemukan di Khorsabad, Irak. Kejadian yang disinggung dalam Yesaya 20, penaklukan Asdod, dicatat pada dinding-dinding istananya. Tambahan pula, fragmen-fragmen yang ditulis untuk memperingati kemenangan tersebut juga ditemukan di Asdod sendiri.
• Raja lainnya yang juga diragukan keberadaanya adalah Belsyazar, Raja Babel, yang disebut namanya di Daniel 5. Raja Babel terakhir yang dicatat sejarah adalah Nabonidus. Tablet-tablet yang ditemukan memperlihatkan bahwa Belsyazar adalah putra Nabonidus yang berkuasa bersama di Babel. Jadi, Belsyazar memang dapat memberikan tawaran kepada Daniel untuk menjadi "orang nomor tiga paling berkuasa di Babel" (Daniel 5:16) jika dapat membaca tulisan tangan yang ada di dinding, sebuah posisi yang paling tinggi yang bisa dicapai. Di sini kita melihat sifat 'pandangan mata' dari catatan Alkitab, sebagaimana telah berulangkali diperlihatkan oleh penemuan-penemuan arkeologi

Kuburan keluarga Kayafas ditemukan secara tak sengaja oleh pekerja konstruksi yang akan membangun jalan di sebelah kota tua Yerusalem. Para arkeolog segera dipanggil ke situs tersebut. Mereka menemukan 12 peti yang berisi tulang yang berisikan 63 orang. Salah satu peti dihias dengan indah dan bernamakan "Yusuf bin (anak dari) Kayafas. Nama itu merupakan Imam Besar yang menahan Tuhan Yesus, sebagaimana juga didokumentasikan oleh Josephus dalam bukunya Antiquites 18:2,2;4,3. Juga ditemukan tulang dari seorang pria tua berusia 60 tahun, yang hampir dapat dipastikan adalah Kayafas yang disebut dalam Perjanjian Baru. Hal ini merupakan penemuan besar karena untuk pertama kalinya, ditemukan jasad yang merupakan bukti fisik dari orang-orang yang disebutkan dalam Alkitab.
Kaisar Agustus
Merupakan seorang politikus dan administrator yang terkenal, Agustus memerintah Roma dari tahun 27 Sebelum Masehi—14 Sesudah Masehi. Agustuslah yang mengeluarkan perintah sensus untuk seluruh Romawi, hal inilah yang membawa Yusuf dan Maria ke Betlehem, dimana Yesus dilahirkan (Lukas 2:1-7). Agustus mendirikan bagi dirinya sendiri satu kuburan megah, di sebelah timur sungai Tiber, 1.25 mil dari barat daya Roma. Masih terdapat sampai sekarang di tengah-tengah Piazza Augusto Imperatore.
Kuburan tersebut berdiameter 285 kaki dan tingginya 143 kaki di atasnya terletak patung sang kaisar. Abunya diletakkan dalam guci dan diletakkan di tengah ruangan, sedang abu para anggota keluarga diletakkan di sekitarnya sepanjang koridor ruangan tersebut. Sekalipun gucinya ditemukan namun abunya sudah lama hilang.
Kuburan para Bapa Bangsa

Alkitab mengatakan bahwa Sarah, Abraham, Ishak, Ribka, Lea dan Yakub dikuburkan di Hebron, di gua yang disebut Gua Makhpela, yang dibeli oleh Abraham (Kejadian 23).
Secara tradisional kuburan ini berlokasi di bawah Haram el-Khalil (dalam terjemahan bebas; tempat suci bagi sahabat Tuhan) di Hebron, sekarang menjadi Mesjid. Satu-satunya catatan yang diperoleh adalah pada masa kejayaan Yunani (2 abad sebelum Yesus Kristus), yang menyatakan bahwa telah ditemukan lokasi asli dari kuburan para bapa bangsa ini. Gua ini kemudian dieksplorasi oleh Augustine Cannons pada tahun 1119, dimana pada saat itu mereka mengklaim telah menemukan tulang belulang dari para Bapa bangsa ini.
Kuburan Daud dan Solomo

Tunnel tumbs
Selama masa pemerintahan raja-raja, jenazah raja Yehuda dimakamkan di kota Daud. Kota Daud terletak di sebelah selatan Yerusalem sekarang, ada dua monumen kuburan yang dipercaya para ahli bahwa itu merupakan kuburan dari Daud dan Solomo. Sayangnya kuburan itu telah rusak sehingga tak dapat diidentifikasi lagi. Pada area yang sama banyak ditemukan kuburan jaman besi, yang diperkirakan merupakan kuburan para raja Yehuda.
Satu perkecualian secara adat bagi Raja Uzia. Karena ia terkena lepra, ia tak dikuburkan bersama raja lainnya, “dan ia dikuburkan di samping nenek moyangnya di lading dekat pekuburan raja-raja, karena ia berpenyakit kusta kata orang-orang” (II Tawarikh 26:23).
Namun ditemukan suatu prasasti menarik yang tertanggal tahun 1 Sesudah Masehi pada tahun 1931 di Bukit Zaitun yang menyebutkan, “Di sini tersimpan tulang belulang Uzia, Raja Yehuda- jangan dibuka.” Hal ini diperkirakan karena sakit lepranya tulang belulang Raja Uzia dipindahkan dari kuburan raja, ke lokasi lain.
Sirus Agung (Koresh)
Sirus memerintah kerajaan Persia pada tahun 559-530 Sebelum Masehi, ia terkenal karena menaklukkan Babilonia pada tahun 539 Sebelum Masehi. Pada abad 8 Sebelum Masehi Nabi Yesaya telah menubuatkan kekalahannya (Yesaya 45:13) dan dikatakan bahwa Sirus akan berkata “dan yang akan melepaskan orang-orangku dalam pembuangan” (Yesaya 45:13). Catatan mengenai Sirus melepaskan orang Yahudi tak hanya dicatat dalam Alkitab (II Tawarikh 36 22-23, Ezra 1:2-4), tapi juga ditemukan dalam Tabung Sirus. Tabung Sirus merupakan catatan kuno dari Kerajaan Persia, catatan tersebut berbunyi, “Saya (Sirus) yang mengumpulkan mereka orang asing dari tempat asalnya, dan mengembalikan mereka ke tempat asalnya.”

Sirus dikuburkan di kuburan batu sederhana di luar ibukotanya, sekarang menjadi kota Pasargadae di Iran modern. Menurut ahli sejarah Strabo, prasasti yang ditemukan di kuburan tersebut berbunyi," Saya Sirus, anak Kambises, yang mendirikan Kerajaan Persia dan menjadi raja Asia.
Darius I
Darius I adalah raja kerajaan Persia pada tahun 522-486 Sebelum Masehi. Ia memberikan ijin untuk membangun kembali Bait Allah (Ezra 6:1-12), yang sempat tertunda selama 10 tahun.
Kuburannya ditemukan dalam bentuk tiga monumen kuburan dekat dengan ibukota Persia, Persepolis,Iran. Prasasti yang ditemukan pada kuburannya berbunyi,
Raja Darius menyatakan: Raja, atau siapapun yang berjaya setelah saya, lindungi dirimu dari dusta. Janga pernah ,mempercayai orang yang berdusta. …Percayalah pada apa yang saya lakukan dan katakan kebenaran pada rakyat. Janganlah menyimpang darinya. Jika engkau tak menyimpang dari hal ini dan melakukan kebenaran terhadap rakyat, maka Ahura Mayda (Dewa Kebaikan agama Zoroaster, agama populer yang berlaku di kerajaan Persia) melindungi engkau…
Selain kuburannya juga ditemukan kuburan raja Persia lainnya yaitu Xerxes (Ahasyweros) (485-486 SM), Artaxerxes I (465-424 SM) dan Darius II (423-405 SM). Tak ditemukan prasasti dalam kuburan mereka untuk lebih memastikan identifikasi lebih lanjut. Xerxes adalah Ahasyweros dalam kitab Ester, raja yang menikahi Ester. Ezra menyebutnya dalam Ezra 7:1) dan Nehemia adalah juru minuman (Nehemia 2:1) raja Artaxerxes I. Raja ini mengizinkan Ezra dan Nehemia untuk kembali ke Yerusalem, Ezra bertugas untuk melakukan tugas keagamaan dan peradilan (Ezra 7:12-26) dan Nehemia untuk kembali membangun tembok kota (Nehemia 2:1-9).

Ref ; ChristianAnswer

Mari tetaplah berpegang kepada Firman Tuhan dan peganglah setiap janji-Nya dan terus bangunlah suatu persekutuan yg intim, baca firman-Nya dan pelajari. Jangan berputus asa ketika menemui kesulitan dlm mempelajarinya, melainkan mintalah hikmat dan pimpinan Roh Kudus sehingga kita menemukan rahasia2 yg tersembunyi bagi org fasik dan dibukakan bagi org yang rendah hati. Mari ajarlah anak-anak kita untuk hidup takut akan Tuhan dan ajarlah generasi muda untuk bergaul karib dengan Tuhan dan teruslah bangun Mezbah keluarga di rumah masing-masing. Berbahagialah kita yg memiliki Tuhan yg luar biasa dan firman-Nya adalah benar, absolut, tidak terbantahkan. Selamat menikmati persekutuan dgn-Nya, Damai sejahtera Tuhan menyertai sdra/i sekalian. Amen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar