Jumat, 01 November 2013

~ Waspadai IBLIS dalam PENGINJILAN ~

~ Waspadai IBLIS dalam PENGINJILAN ~

Artikel ini bukan untuk mendiskreditkan dan juga bukan untuk menghakimi, melainkan Artkel ini mengajak kita untuk melihat kembali pelayanan-pelayanan saat ini, termasuk pelayanan yang sedang kita laksanakan dan lakukan supaya kita tetap waspada dan berjalan dalam pada jalan yang benar sesuai koridor Firman Tuhan. Artikel ini juga mengajak kita supaya melihat kepada motivasi kita melayani agar kita tidak terperangkap dalam kepalsuan.
Pada umumnya orang Kristen berasumsi, bahwa kegiatan pemberitaan Injil merupakan tugas setiap orang percaya. Namun bagaimana kalau ternyata Iblis pun turut memberitakan Injil? Dalam Kisah Para Rasul 16: 16-18 menceritakan, bahwa seorang perempuan yang mempunyai roh tenung turut bersama-sama dengan Paulus dalam pemberitaan Injil.
“Orang-orang ini adalah hamba Allah yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan keselamatan ” (Kis. 16:17), demikianlah kata-kata yang diucapkan perempuan yang memiliki roh tenung itu. Kalimat yang diucapkan perempuan tenung tersebut sangat menarik, siapakah yang menyangka bahwa itu adalah pernyataan Iblis.
Kamuflase Iblis tidak dapat menipu Rasul Paulus dan Silas, karena mereka adalah pelayan Kristus yang penuh Roh Kudus. Mereka mengetahui bahwa Injil yang disampaikan perempuan tenung bersumber dari Iblis. Penting bagi kita untuk mengetahui cara Rasul Paulus dan Silas membongkar kamuflase Iblis, terutama kita yang hidup di zaman okultis. Bahkan beberapa gerakan kekristenan dengan berani mendemostrasikan bentuk okultis dalam kebaktian-kebaktian mereka.
Orang Kristen yang mengandalkan kemampuan diri sendiri dan sesamanya akan tersesat (Yer. 17: 5-6). Orang Kristen tipe ini hanya mengadalkan perasaan dan pengalaman, serta penokohan manusia sebagai sumber kebenarannya bukan firman Tuhan (Alkitab), jenis orang Kristen demikian banyak tersebar dalam gerakan Karismatik. Apabila Anda adalah salah satu orang Kristen yang hanya mengandalkan perasaan dan pengalaman, maka segeralah bertobat! Sebab hanya orang Kristen yang mengandalkan Tuhan dan firman Tuhanlah yang tidak tersesat oleh kamuflase Injil dari Iblis ( 1Kor. 2: 15).
Iblis telah mengutus pengikut-pengikutnya ke seluruh penjuru dunia untuk menyesatkan manusia dari jalan kebenaran (1Yoh. 2: 18-19) Tuhan Yesus Kristus (Yoh. 14: 6, Kis. 4: 12). Cara Iblis menyesatkan ialah dengan memberitakan Yesus yang palsu, Injil yang palsu dan Roh yang palsu juga (2 Kor. 11: 3-4, Gal. 1: 6-9, Kol. 2: 16-23, 1 Tim. 4:1-4). Mari kita telusuri ciri-ciri Injil dari Iblis,

I. Injil dari Iblis terpusat pada kebutuhan jasmaniah bukan rohani

Isi berita Injil dari Iblis terpusat pada kebutuhan jasmaniah manusia, bukan hidup yang kekal (1Tim. 1: 3-4), penuh tipu daya namun sangat menarik hati orang Kristen duniawi (2 Tim. 4: 3-4). Para pengikut Iblis menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, namun mereka sendiri adalah hamba kebinasaan (2 Petr. 2: 19), dan mereka pun berusaha mencari keuntungan materi dengan kesaksian-kesaksian palsu dari orang-orang Kristen duniawi ( 2 Petr. 2: 3).
Iblis memperdaya Hawa dengan berita Injil demikian (2 Kor. 11: 3-4) dan juga berusaha menyakin Yesus Kristus dengan isi berita yang sama yakni, segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan jasmaniah (Mat. 4: 1-11). Makanan (Mat. 4: 3-4), kedudukan (Mat. 4: 6-7) dan kekayaan ( Mat. 4: 9-10) itulah isi berita Injil dari Iblis. Namun isi berita Injil dari Iblis tidak dapat menipu Yesus Kristus, karena Yesus Kristus memahami dan membantah pernyataan Iblis dengan mengunakan firman Tuhan (Mat. 4: 4, 7, 10). Lalu bagaimana dengan orang Kristen duniawi yang banyak tersebar dalam gerakan Karismatik?
Ternyata orang-orang Kristen duniawi sangat antusias mendengarkan dan mendukung pemberitaan Injil dari Iblis, oleh karena pikiran-pikiran mereka sudah dibutakan oleh ilah zaman ini. Sehingga berita Injil yang benar tertutup untuk mereka ( 2 Kor. 4: 11). Tuhan Yesus pernah menyindir orang-orang tipe demikian yang datang kepadaNya dengan berkata, “…kamu mencari Aku bukan karena melihat tanda-tanda (hal-hal yang menyatakan diriNya sebagai Mesias, Yesaya 35: 5-6), melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kenyang (yang dimaksud Yesus ialah MUJIZAT lima roti dan dua ikan) Yoh. 6: 26.”

II. Berita Injil dari Iblis berorientasi pada pengalaman dan perasaan bukan firman Tuhan

Kisah orang kaya dan Lazarus dalam Injil Lukas 16: 19-30 mengandung pelajaran-pelajaran rohani untuk hidup kekristenan, salah satunya adalah sikap orang duniawi dalam memahami berita Injil. Orang duniawi atau orang Kristen duniawi selalu memahami Injil dari sudut pandang diri sendiri bukan firman Tuhan, hal ini dimanfaatkan Iblis untuk menyesatkan manusia.
Pada saat orang kaya berada dalam Neraka, ia menyadari bahwa keberadaan Neraka yang sangat mengerikan. Oleh karena itu orang kaya berpikir dengan persepsinya, apabila Lazarus bangkit dari kematian dan berbicara mengenai kengerian Neraka, maka perasaan kengerian yang dilihat Lazarus dalam Neraka dan pengalaman kebangkitan Lazarus dapat menyakinkan saudara-saudaranya yang masih hidup di dunia. Namun Abraham meluruskan persepsi yang salah dari orang kaya, bahwa kesaksian Musa dan para nabi (Alkitab) itu lebih kuat dan lebih benar dari pengalaman dan perasaan (Luk. 19: 28-30).
Akibat perasaan dan pengalaman Hawa tertipu oleh tipu daya Setan (Kej. 3), demikian halnya kebanyakan orang Kristen sekarang, mereka telah tertipu oleh tipu daya berita Injil dari Iblis. Kebanyakan orang Kristen sekarang mengandalkan perasaan dan pengalaman sebagai sumber kebenaran. Ayat-ayat Alkitab digunakan sesuai dengan keperluan diri bukan untuk membangun pengajaran.
Para pemberita dan pendukung berita Injil dari Iblis, mereka selalu menyatakan diri mendapatkan nubuat, bertemu dengan Tuhan Yesus dan segala fenomena-fenomena berdasarkan perasaan dan pengalaman bukan berdasarkan firman Tuhan. Oleh sebab itu, tidak jarang apa yang mereka lakukan bertolak-belakang dengan firman Tuhan.
Pada intinya isi berita Injil dari Iblis selalu berorentasi pada pengalaman, perasaan dan fenomena-fenomena yang menakjubkan mata. Sedangkan Isi berita Injil dari Allah selalu dimulai pengertian akan firman Tuhan (Rom. 10: 17), berlandaskan prinsip iman berdasarkan Firman Tuhan (Rom. 12:2, Ef. 5: 15-17, Kol. 1:9) dan berorentasi pada hidup yang kekal.

III. Isi Berita Injil dari Iblis Penuh Kepalsuan dan Kemunafikkan.

Tujuan perempuan tukang tenung memberitakan Injil supaya ia dan tuan-tuannya mendapat penghasilan yang besar (Kis. 16: 16). Ciri khas pemberita dan pendukung Injil dari Iblis yaitu mencari kesuksesan duniawi ( 2 Petr. 2: 3). Tujuan mereka memberitakan Injil bukan menyatakan kebenaran melainkan untuk mencapai kesuksesan duniawi, oleh sebab itu mereka tidak segan-segan menukarkan nilai-nilai kebenaran dengan perkara dunia.
Jumlah dan pendapatan pelayanan lebih penting daripada menyatakan kebenaran. Karena tujuan para pengikut Iblis tersebut adalah kesuksesan dan kepopuleran secara duniawi, maka mereka akan mengunakan berbagai macam ragam usaha untuk mencapai tujuannya, termasuk mengorbankan nilai-nilai kebenaran firman Tuhan. Berkat materi, musik duniawi dengan kata-kata rohani, fashion show, karunia melakukan mujizat, usir Setan dan segala macam trik untuk mencapai kesuksesan duniawi dalam pelayanan (2 Petr. 2: 12-16, Yud. 16).
Tujuan hidup seorang hamba Tuhan ialah menyatakan kebenaran bukan mencari kesuksesan, namun bila dalam nyatakan kebenaran sukses, itu adalah anuggerah bukan tujuan. Sebaliknya bila tidak mengalami kesuksesan dalam menyatakan kebenaran, tentu akan tetap bersukacita, karena tujuannya adalah menyatakan kebenaran. Dukacita seorang hamba Tuhan yang benar ialah ketika ia tidak berani menyatakkan kebenaran, karena sebagai hamba Tuhan ia gagal mencapai tujuan.
Sukses adalah tujuan hidup pemberita dan pendukung Injil dari Iblis, sedangkan kebenaran adalah tujuan hidup dari pemberita dan pendukung Injil yang benar. Para pemberita Injil dari Iblis akan berusaha mengalabui pengikut-pengikutnya dengan cerita-cerita isapan jempol atau pengalaman-pengalaman pribadinya dengan tujuan mencari keuntungan (2 Petr. 2: 3).
Para pengikut dan pemberita Injil dari Iblis menyusup masuk dalam kekristenan (1 Yoh. 2: 19). Kesaksian-kesaksian pribadi sudah menjadi trend dalam kebaktian-kebaktian mereka, karena dengan jalan demikianlah Alkitab mengatakan mereka akan mencapai tujuannya ( 2 Petr. 2:3). Mereka berbakti dengan tujuan untuk menyenangkan hati dan telinga, bukan untuk merenungkan dan mempelajari firman Tuhan ( 2 Tim. 4: 3-4).
Istilah “jangan mancing ikan di kolam orang” merupakan pernyataan populer di kalangan pelayan-pelayan mereka, mereka masing-masing berusaha memikat pengikut-pengikutnya dengan daya tarik duniawi. Mereka suka berpura-pura bersatu, namun saling menyerang dari belakang untuk memperebutkan hal-hal duniawi yang menjadi tujuan mereka (1 Tim. 3: 1-9). Mereka tidak tulus memberitakan Injil, mereka memberitakan Injil untuk menjilat dan penuh dengan nafsu kesarakahan (Yud. 16, 2 Petr. 2: 14-16).
Mereka menutupi keserakahan dengan pengalaman dan perasaan ( 2 Petr. 2: 3), sehingga mereka dapat mengelabuhi banyak orang Kristen. Mereka tidak memiliki kemampuan baik dalam memahami firman Tuhan, sehingga setiap kali ada hal yang menyingung atau jelas-jelas bertolak-belakang dengan ajaran mereka, mereka akan berusaha untuk menutupinya dengan pernyataan jangan menghakimi.
Sebaliknya Alkitab menganjurkan untuk menyatakan kesalahan ( 2 Tim. 3: 15-16) dan menganjurkan menghakimi secara obyektif atau berdasarkan firman Tuhan (Yoh. 12: 47-48, 5: 30), bukan penghakiman secara subyektiflah yang tidak dikehendaki Tuhan (Mat. 7: 1-5). Mereka seolah-olah menjadi tuhan atas orang lain dengan pernyataan, “nanti bisa menyandung iman orang” namun sebenarnya tujuan mereka adalah untuk menutupi kesalahan dan mengelabui orang lain. Pernyataan Alkitab mengenai menyandung orang berhubungan dengan kehidupan praktis bukan dalam mempelajari firman Tuhan. Alkitab menganjurkan setiap orang percaya belajar (Ef. 5:17, Yoh. 8: 31-32), menguji setiap ajaran (1 Yoh. 4:1, 1 Tes. 5: 21), supaya dapat membedakan mana yang baik, yang berkenan pada Tuhan (Rom. 12: 2).
Apabila ada orang yang menghalang-halangi seseorang untuk mempelajari firman Tuhan, maka orang demikianlah yang perlu diwaspadai. Barang yang asli selalu siap untuk dibuktikan keasliannya, sebaliknya barang yang palsu selalu mencari cara atau alasan untuk mengagalkan proses pembuktiannya.

IV. Kesimpulan
Bangsa Israel menolak Yesus sebagai juruselamat mereka, karena bangsa Israel hanya melihat dari sisi duniawi bukan rohani. Yesus datang ke dunia sebagai juruselamat rohani bukan juruselamat yang membebaskan mereka dari penjajahan bangsa Romawi, Yesus tidak memenuhi kriteria sebagai raja duniawi, oleh karena itu orang Israel tidak mau mengakui Yesus sebagai raja.
Demikian juga orang-orang Kristen yang hanya melihat Injil berdasarkan sudut pandang duniawi akan menolak kebenaran, dan akan mengalami penghukuman di Neraka (2 Kor. 4: 3-4). Iblis aktif memberitakan Injil palsu, sebaliknya Anda harus waspada supaya jangan tersesat dan menyesatkan dengan Injil dari Iblis (Mat. 7: 21-23, 24: 24-26, 2 Kor. 11: 3-15, Gal. 1: 6-9, Kol. 2: 16-23, 1 Tim. 4: 1-4, 1 Yoh. 2: 18-19, 2 Petr. 2: 1-20).
Komunitas dan pengikut Kristus yang sejati mengunakan firman Tuhan sebagai landasan iman. Apabila ada perbedaan atau pertentangan dalam pengajaran maka sudah sewajibnya untuk diuji berdasarkan firman Tuhan dan memegang yang baik (1 Tes. 5:21), karena umat Tuhan Yesus yang sejati mengunakan firman Tuhan untuk sebagai sumber kebenaran ( Yoh. 10: 21).
Ref : dancesuatbibleclass.wordpress.com
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar